Pentingnya Memahami Tauhid Bagi Umat Islam

Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Teknologi Industri (HMI FTI) mengadakan kajian keislaman bertajuk “Mengenal Tauhid dan Problematika Keumatan” pada Sabtu (16/4) secara daring bersama Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni UII. 

Dalam kajian itu, Rohidin menyampaikan bahwa mempelajari ilmu tauhid itu sangat penting bagi umat Islam. Pasalnya, keyakinan merupakan hal yang penting bagi manusia sekaligus kebutuhan hak asasi pada manusia untuk membangun peradaban. 

Ia juga mengemukakan bahwa kenyataannya keyakinan itu beragam dan perlu pilihan. “Tetapi perlu diingat bahwa keyakinan yang beragam itu pasti tidak semua benar, yang benar hanya satu,” ujarnya. Oleh karena itu, keyakinan harus bersumber dari kebenaran.

Lalu ia menanyakan siapa pemilik kebenaran itu atau sebab dari segala sebab?. Kemudian, manusia mencari jalannya sendiri untuk mencari kebenaran. Manusia itu relatif, maka dalam sejarahnya manusia menganut sistem keyakinan dengan berbagai cara, yaitu cara positivistik, sistem doktrin literal, dan sistem tauhid.

Islam mengajarkan keyakinan dengan cara sistem tauhid, yaitu mengkombinasikan antara cara positivistik dan doktrin literal. Sistem tauhid ini dikonsepsikan bahwa Allah Swt. adalah zat Yang Maha Esa yang merupakan sebab dari segala sebab dalam rantai kausalitas. Sistem tauhid juga membenarkan bahwa manusia dibekali fitrah. 

“Manusia kalau sudah tidak bisa mengatasi fenomena yang ada di sekitar dirinya di luar kemampuan akal sehatnya, manusia akan meminta bantuan kepada zat Yang Maha Kuasa, itulah yang disebut fitrah dalam manusia,” tuturnya. Setelah itu, sistem tauhid ini memiliki tuntutan berupa wahyu, “supaya orang tidak menyimpang sehingga dirumuskan dalam kalimat yang luar biasa istimewa, yaitu Asyhadu An-la ilaha illallah Wa Asyhadu Anna Muhammada Rasulullah,” lanjutnya.

Tauhid juga akan memberikan cara pandang muslim terhadap manusia, kemasyarakatan, alam semesta, dan akhir kehidupan. Ia berpesan agar seorang Muslim jangan memahami tauhid secara parsial. Tauhid itu sebagai sebuah sistem artinya tidak tunggal dan ada rangkaian yang lain yang berhubungan dan saling mendukung. 

“Bicara tentang tauhid tidak hanya berbicara tentang percaya akan adanya Allah, tetapi juga harus berimplikasi pada yang lainnya,” ujarnya. Misalnya berbicara tentang Islam, maka tidak hanya tentang tauhid, tapi juga berbicara tentang ibadah, pengabdian kepada Tuhan atau manusia, sistem etika, akidah, ibadah, dan akhlak. (MD/ESP)