Pentingnya Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital

Prodi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) menggelar seminar Manajemen Komunikasi Efektif: Mengasah Kemampuan Komunikasi Bisnis di Era Digital pada Selasa (21/5) di Audiovisual Lantai 4 Gedung Fakultas Hukum UII. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa hukum bisnis terkait kemampuan komunikasi efektif di era digital dalam dunia kerja. Hadir sebagai narasumber Bahren Nurdin, S.S., M.A.

Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FH UII Drs. Agus Triyanta, M.A., M.H., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada narasumber yang datang jauh dari Australia.

“Selamat kepada program studi hukum bisnis yang sudah menyelenggarakan seminar disela-sela UTS. Memang komunikasi itu suatu hal yang sangat penting, bahkan komunikasi dan packaging-nya lebih penting dari isinya,” tandas Agus Triyanta.

Bahren Nurdin memberikan banyak poin bagaimana menghancurkan communication block. Menurutnya, dunia hukum adalah soal bermain kata sehingga perlu menggunakan kata-kata yang tepat agar tidak terjadi kesalahan fatal yang merugikan.

“Orang yang tidak literik dan memiliki pengetahuan untuk menyambut perubahan di era digital ini, ia akan tertinggal. Betapa banyak mahasiswa yang menjadi korban digital karenanya,” papar Bahren.

Ia juga memberikan poin tentang pentingnya berpikir multiperspective. Hal tersebut dapat mengurangi tantangan berkomunikasi seperti kurangnya keterampilan komunikasi, kepedulian terhadap orang lain, dan perhatian terhadap kebutuhan orang lain.

“Apa pun bidang yang kita tekuni, lebih-lebih dunia bisnis, kita harus mampu melihat segala sesuatu dari berbagai perspektif. Kemampuan ini tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi, tetapi juga dalam membaca peluang bisnis dan membuat keputusan yang lebih baik,” ungkapnya.

“Dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang, kita mendapat gambaran lebih utuh tentang sebuah situasi. Ini memungkinkan kita membuat keputusan bisnis yang lebih matang dan terhindar dari bias sempit. Multiperspektif dalam tim akan meningkatkan rasa saling menghargai dan pemahaman. Ini mendorong kolaborasi yang lebih efektif dalam mencapai tujuan bersama,” imbuh Bahren

Lebih lanjut, Bahren menjelaskan bahwa kegagalan komunukasi disebabkan oleh beberapa blok yang dibangun sendiri sehingga perlu upaya untuk menghancurkan blok tersebut. “Paling tidak ada tiga elemen utama yaitu pertama ada Etos berupa kredibilitas dan karakter pembicara, penting bagi kita untuk membangun reputasi yang baik dan menunjukkan integritas serta kejujuran,” jelasnya.

Disampaikan Bahren, Logos berupa logika dan alasan yang jelas. “Pesan yang kita sampaikan harus didukung oleh data dan fakta yang akurat serta disajikan dengan cara yang logis. Patos berupa emosi dan perasaan audiens. Kita harus mampu menghubungkan pesan kita dengan perasaan audiens (termasuk mitra bisnis) agar mereka lebih terlibat dan termotivasi,” terangnya. (AHR/RS)