,

Pengembangan Desa Wisata Kalitapas Dorong Perekonomian Warga

Keberadaan desa wisata di kawasan tertentu dapat berdampak positif dengan mendorong perekonomian lokal.  Hal ini dapat terjadi karena desa wisata mampu menyedot minat wisatawan untuk berkunjung yang pada gilirannya menggerakkan usaha masyarakat setempat. Tiga mahasiswa Arsitektur UII yang terdiri dari Wisnu Hudaya Purnama (2013), Pungky Marhendra Putra Perwira (2013) dan Gustafian Dewantara (2013) memiliki konsep pengembangan desa menjadi kawasan ekowisata. Hal ini mereka terapkan dalam program KKN UII angkatan 55 di desa Kalitapas, Bener Purworejo yang berlangsung selama satu bulan pada Agustus 2017.

Disampaikan oleh Sus Budiharto, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing mereka, desa Kalitapas mempunyai potensi alam yang baik dikembangkan menjadi ekowisata. Oleh karenaya, program KKN yang disusun diarahkan kepada pemberdayaan sumber daya desa untuk pengembangan desa ekowisata. “Dengan dikembangkannya desa ekowisata ini diharapkan mampu meningkatkan preokonomian warga sekitar dan menjadikan desa lebih mandiri dalam membangun kesejahteraan warga desanya”, ujarnya.

Menurutnya, konsep pengembangan desa ekowisata dilkukan dengan memanfaatkan sumberdaya alam desa dan meningkatkan nilai warisan sosial budaya desa itu sendiri. Mahasiswa UII peserta KKN di desa Kalitapas berkewajiban mengedukasi warga agar tetap menjaga dan memelihara kearifan lokal di desanya.

Sementara itu, Wisnu Hudaya Purnama salah satu peserta KKN di desa Kalitapas menjelaskan bahwa terdapat setidaknya tiga titik lokasi yang akan dibangun menjadi icon wisata desa, di antaranya Sungai Kedung Gulo, air terjun (curuk semrico) dan bukit pandang watu nglanjir.

“Bukit watu nglanjir dapat dikelola menjadi tempat wisata karena memiliki hamparan perbukitan hijau yang memanjakan mata. Selain itu juga dapat dibangun berbagai spot foto dengan latar pegunungan dan cakrawala langit biru untuk menarik lebih banyak wisatawan”, jelasnya.

Disisi lain Pungky Marhendra Putra Perwira menjelaskan bahwa nantinya di bukit itu akan didirikan beberapa gardu pandang dan warung kecil yang berfungsi untuk tempat beristirahat wisatawan.  Pembangunan warung juga bertujuan agar warga sekitar dapat menjajakan produk khas sehingga dapat meningkatkan prekonomian warga sekitar.

Pungky juga menerangkan bahwa proses pembangunan wisata alam di desa itu telah dimulai dan diperkirakan telah mencapai 30%. Apabila sukses, pembanguan daerah wisata akan diperlebar dengan pembukaan jalan dari wisata alam watu nglanjir ke curuk bening dan hutan pinus.

Ia menjelaskan selama ini pembangunan dilakukan dengan tenaga dan dana dari swadaya masyarat. Meski keterbatasan dana menjadi hambatan dalam proses pengembangan desa wisata namun ia dan anggota KKN lainnya akan memberikan yang terbaik untuk mengebut proses pembagunan. (BDY)