Penerapan Authentic Leadership di Perguruan Tinggi
Program Erasmus iHiLead menggelar kegiatan Pilot of Staff Training Workshop for Leadership Management Development Program (LMDP) di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) pada 11-15 Juli 2022. Setelah sesi pembukaan di hari pertama, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan pembahasan modul pelatihan pengembangan kepemimpinan di perguruan tinggi.
Modul pertama tentang Authentic Leadership didiskusikan pada Selasa (12/7) dengan pemateri Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A. (UII), Dr. H. Ahmad Muttaqin (Universitas Ahmad Dahlan), dan penyampaian kesimpulan oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. Adapun peserta adalah perwakilan Dosen dan Tenaga Kependidikan dari UII, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjajaran, Universitas Presiden, serta STIE Malangkuḉeḉwara.
Authentic Leadership merupakan gaya kepempimpinan bagaimana seorang pemimpin menjadi individu yang otentik dalam memimpin organisasi seperti di perguruan tinggi. Dian Sari Utami menjelaskan tema Authentic Leadership menjadi salah satu tema dari enam modul yang akan disampaikan dalam kegiatan LMDP.
Dian Sari Utami dalam pemaparannya menjelaskan, terdapat beberapa komponen dalam Authentic Leadership. Pertama adalah kesadaran diri atau mawas diri, yakni bagaimana seorang pemimpin bisa mengetahui kelebihan, kekurangan, dan nilai-nilai/value yang dimiliki, yang bisa digunakan untuk mengembangkan organisasi.
Kedua, bagaimana seorang pemimpin dapat membangun prinsip transparansi dalam berinteraksi dengan orang lain. “Konsep ini mencoba mengadopsi dari konsep Prophetic Leadership sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang dikemas dengan sudut pandang universal,” terang Direktur Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII tersebut.
Menurut Dian Sari Utami, hal tersebut dapat digambarkan dengan prinsip tabligh dari sifat-sifat Nabi, yaitu ketika seorang pemimpin berinteraksi dengan orang lain, ia dapat turut memahami dan mendengarkan pemikiran orang lain. Dengan demikian, akan muncul unsur trust (percaya) dan rasa aman bagi orang lain.
Ketiga, lanjut Dian Sari Utami, moral etik yaitu bagaimana seorang pemimpin dapat membangun etika, moralitas, dan kejujuran. Pemimpin dapat menampilkan diri apa adanya, sehingga apa yang diucapkan selaras dengan tindakannya. “Seorang pemimpin itu bisa menampilkan kejujuran. Apa yang diucapkan selaras dengan apa yang dilakukan. Tindakannya selaras dengan ucapannya. Misalnya ketika meminta datang tepat waktu, otomatis dirinya juga harus tepat waktu,” paparnya.
Selanjutnya yang keempat, menjaga keseimbangan, yaitu bagaimana seorang pemimpin dapat menyampaikan informasi secara seimbang. Kapan informasi dapat disampaikan secara seimbang, dengan baik dan benar kepada anggotnya, rekan kerja, atau pemimpinnya.
“Jadi kita menyampaikan itu dengan benar, ada buktinya. Misalnya dalam rapat yang sudah disepakati, kemudian karena tidak sesuai dengan kepentingan individu, setelah rapat selesai dirubah lagi,” tandas Dian Sari Utami.
Dalam sesi diskusi dengan tema Authentic Leadership ini, juga disinggung tentang kerentanan. Menurut Dian Sari Utami, Manusia sejatinya penuh dengan kelamahan dan kerentanan. “Gimana mencoba untuk menerima kelemahan yang kita miliki itu juga bisa menjadikannya kekuatan,” tuturnya. (EDN/RS)