Pendidikan Harus Jadi Eskalator Menuju Keadilan Sosial
Dalam rangkaian kegiatan Safari Iman Ramadhan (SafirUII), Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Diskusi Intelektual Muslim #2 bertajuk Pendidikan dalam Kerangka Keadilan Sosial pada Jumat, (21/03). Acara ini menghadirkan Anies Rasyid Baswedan sebagai pembicara utama, dengan Eko Riyadi, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum UII, bertindak sebagai moderator. Diskusi yang berlangsung di Auditorium Prof. Abdul Kahar Mudzakir UII ini menarik perhatian mahasiswa serta masyarakat umum yang antusias mengikuti jalannya acara.
Dalam pemaparannya, Anies Baswedan mengibaratkan pendidikan sebagai sebuah eskalator yang membawa individu ke jenjang lebih tinggi. Ia menekankan bahwa pendidikan harus tersedia di semua tempat agar dapat berfungsi sebagai eskalator sosial yang mendorong tercapainya keadilan.
“Kalau pendidikan tidak tersedia di semua tempat, maka pendidikan tidak menjadi eskalator. Kalau pendidikan tidak menjadi eskalator, maka cita-cita keadilan sosial itu tidak akan pernah terpenuhi,” jelas Anies.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2014-2026 ini juga menegaskan bahwa pendidikan seharusnya menjadi proyek jangka panjang yang melibatkan seluruh elemen bangsa.“Sudah saatnya hari ini, menempatkan pendidikan sebagai kerja kolosal jangka panjang untuk bangsa Indonesia,” ujarnya.
Acara yang berlangsung sejak pukul 13.00 WIB ini tidak hanya berisi pemaparan dari Anies Baswedan, tetapi juga sesi diskusi interaktif dan tanya jawab. Beberapa peserta menyampaikan pengalaman dan pandangan mereka mengenai ketimpangan pendidikan. Salah satu mahasiswa UII asal Jayapura berbagi cerita tentang kesenjangan pendidikan yang masih ia rasakan, sementara seorang guru TK non-formal menyoroti tantangan administratif yang dihadapi oleh para pendidik.
Pertanyaan pun muncul dari berbagai kalangan, termasuk seorang siswi SMA yang menanyakan aspek keadilan dalam pendidikan, serta seorang pemuda yang ingin mengetahui cara menjaga integritas dalam sistem pendidikan Indonesia. Menutup sesi diskusi, Anies memberikan motivasi kepada mahasiswa dan anak muda yang hadir.
“Jangan khawatir untuk bermimpi besar, jangan ragu untuk bergerak, jangan menunggu izin untuk melakukan perubahan. Negeri ini butuh generasi yang bukan hanya siap untuk bekerja, tapi juga bekerja untuk memimpin,” ujar Anies.
Ia juga menambahkan bahwa perubahan besar dalam sejarah selalu diawali oleh sekelompok anak muda yang berani bermimpi dan bertindak.
Peserta diskusi mengaku terinspirasi dengan paparan Anies Baswedan. Salah satunya adalah Alfin Ibnu Hady, mahasiswa Hubungan Internasional UII, yang merasa bahwa diskusi ini relevan bagi para mahasiswa.
“Inspiratif banget, emang Pak Anies sosok leader yang inspiring dengan kapasitasnya yang mumpuni. Bisa menjadi motivasi buat anak-anak muda, khususnya mahasiswa. Apalagi tadi pembahasannya kan mengenai pendidikan di Indonesia, jadi udah cocok banget lah buat kita-kita yang mahasiswa,” ungkap Alfin.
Diskusi ini menjadi momentum refleksi bagi peserta mengenai pentingnya peran pendidikan dalam mewujudkan keadilan sosial. Dengan antusiasme peserta yang tinggi, diharapkan diskusi intelektual seperti ini dapat terus diadakan guna memperkaya wawasan dan meningkatkan kepedulian terhadap isu-isu pendidikan di Indonesia. (MFPS/AHR/RS)