Pemuda Salah Satu Kunci Kesuksesan Bangsa
Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) menyelenggarakan webminar dengan tema “Anak Muda itu Bawa Perubahan”. Webminar yang digelar pada Minggu (13/6) menjadi puncak dari rangkaian acara Islamic Youth Festival yang telah dilaksanakan sejak 14 Maret 2021. Dalam acara webminar ini FIAI UII menghadirkan Habib Husein Ja’far Al Hadar S.Fil., M.Ag. sebagai narasumber.
Dekan FIAI UII, Dr. Tamyiz Mukharrom, M.A. mengemukakan anak muda adalah masa depan bangsa yang perlu untuk dibimbing, maka dari itu tema dari webminar yang diangkat adalah “Anak Muda itu Bawa Perubahan”.
Sementara Habib Husein Ja’far membuka materinya dengan gambaran seberapa penting peran pemuda dalam membawa perubahan bagi suatu bangsa. Dari zaman dulu hingga sekarang pemuda selalu memberikan perubahan dalam suatu bangsa. Bahkan Kemerdekaan Indonesia tak lepas dari peran pemuda saat itu. “Dalam konteks kebangsaan, peran pemuda itu sangat central dan utama sehingga bisa kita katakan bangsa ini tidak akan merdeka tanpa peran penting pemuda zaman itu,” ujar Habib Husein.
Begitu juga dalam konteks keislaman, sehingga nabi memberikan perhatian dan perlakuan khusus bagi pemuda. Habib Husein Ja’far memberikan contoh mengenai empat pemuda di zaman Rasulullah. Mereka diberikan waktu dan tempat khusus untuk belajar karena Rasulullah tahu betapa besar perannya dimasa depan. “Islam menjadi lebih buruk atau lebih baik di masa depan itu ya tergantung pemudanya, karena anak muda menjadi mayoritas masyarakat, bisa menjadi bencana demografi atau bonus demografi,” terang Habib Husein.
Dalam pandangan Islam pemuda yang baik adalah yang berkarakter Ashabul Kahfi dan beriman. Pemuda Ashabul Kahfi akan mendapat kemuliaan dimata Allah. Dengan keyakinan dan keimanan tersebut kita akan selalu merasa diawasi oleh Allah, jadi kita akan merasa malu untuk bermaksiat walaupun tidak ada manusia yang melihat.
Karakter pemuda baik menurut Islam yang selanjutnya adalah harus menjadi pribadi yang positif, artinya dia ingin selalu menjadi lebih baik setiap harinya. Sebagai pemuda yang baik kita harus mempunyai sikap yang konsisten. “Sedikit demi sedikit tetapi istiqomah akan lebih baik daripada besar namun musiman,” tegas Habib Husein.
Selanjutnya adalah aktif dan produktif, karena jika positif saja dia hanya menyelamatkan dirinya sendiri. Sedangkan Islam memerintahkan untuk mengajak kepada kebaikan, makannya harus aktif dan produktif. Kemudian pemuda juga harus kreatif dan kolaboratif dalam mengajak pada kebaikan. “Sudah banyak dakwah yang kaku sehingga ditinggalkan oleh pemuda, maka dari itu kita harus kreatif misalnya dengan menyertakan humor, karena humor adalah bahasa yang dapat dimengerti oleh semua kalangan,” terangnya.
Berikutnya adalah ‘solutif’, artinya kita harus memberi solusi bukan hanya menghakimi. Hukum harus ditegakkan namun kita juga harus mencarikan solusi yang sesuai dengan keadaan saat ini. “Generasi muda ini tidak suka digurui namun mereka suka dirangkul, seperti Nabi Muhammad yang menganggap pemuda adalah sahabat,” jelas Habib Husein Ja’far.
Kemudian yang terakhir pemuda harus mempunyai wibawa. Pemuda harus menjaga martabatnya dengan menghindari hal-hal yang akan menjatuhkan harga dirinya. Generasi muda harus cakap dan professional dalam keilmuan. Jangan sampai ada kesalahan dalam literasi. Pemuda harus berwawasan luas dan menjadi sahabat perpustakaan. “Pemuda harus siap melangkah kesepian dalam kebenaran dan tidak boleh terbawa arus,” tutup Habib Husein Ja’far. (AWP)