Pelayanan Prima Penting Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai institusi pendidikan tinggi, universitas memiliki berbagai macam stakeholder yang menjadi mitra. Service Excellence atau pelayanan prima menjadi orientasi dalam pelayanan bagi perguruan tinggi agar tetap eksis dan menjalin kerjasama hubungan yang baik dengan para stakeholder.
Merespon hal tersebut Direktorat Humas Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan workshop optimalisasi kepuasaan stakeholders dengan mengundang tenaga kependidikan di lingkungan UII yang bertugas sebagai customer service. Bertempat di Hotel Rich, Yogyakarta, Sabtu (11/11), workshop mengambil tema “Fundamental Customer Service Paradigm & Complaint Handling”.
Jalannya workshop menghadirkan pembicara Priandona Ogansyah NLP Pract. Ch, seorang praktikisi yang saat ini merupakan Store Manager di Parkson Retail Asia. Ia merupakan lulusan bidang Ekonomi di Universitas Andalas dan ahli dalam berbagai bidang seperti negosiasi, perencanaan bisnis, manajemen operasional dan ahli analisis.
Secara detail dijelaskan Priandona Ogansyah tentang Fundamental Customer Service Pardigm, yakni cara untuk ‘membujuk’ pelanggan agar lebih loyal. Terdapat 6 pembahasan utama sebagai langkah pemahaman awal pada sesi ini yakni memahami paradigma service dan bisnis, paradigma customers, cara untuk menenangkan hati customers, level of service untuk membangun loyalitas customers, handling customers complain dan mengetahui beberapa tipe pribadi individu (DISC Approach).
Lebih lanjut Priandona Ogansyah dalam materinya menjelaskan tentang customer service mindset, dimana terdapat lima hal yang harus dilakukan yakni tulus & baik hati, bertanggung jawab, melihat sesuatu dari sudut pandang customer, kemauan kuat untuk belajar dan bertumbuh dan melakukannya dengan semangat.
Disampaikan Priandona Ogansyah tiga hal yang perlu dikembangkan dalam bidang ini yakni profesional, kompetensi dan performance. “Produktivitas perusahaan dapat diperoleh melalui karyawan yang berorientasi pada profesionalisme dan performance”, ujar Prian.
Complain Paradigm menjadi konsentrasi pembahasan lain dalam workshop ini. Pola pikir paradigma lama tentang penerimaan pengaduan diubah dengan paradigma baru yang lebih efektif. Pengaduan menjadi acuan karena akan menjadi indikator kebutuhan untuk perubahan, kritik untuk meningkatkan loyalitas, sumber strategi manajemen dan pusat pertumbuhan sebuah institusi.
Sementara disampaikan Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si dalam sambutannya, bagi institusi pendidikan khususnya perguran tinggi yang begitu banyak melakukan hubungan dengan berbagai macam institusi maka tidak mungkin lagi memakai handling complaint yang konvensional.
Diungkapkan Nur Feriyanto, jika kita perhatikan jajaran perguruan tinggi papan atas di luar negri telah cukup lama dan intens melatih sumber daya manusiannya untuk dapat lebih cair dan humanis merespon setiap komplain para stakeholdernya.
Oleh karena itu dengan diadakannya acara ini diharapkan dapat semakin meningkatkan perhatian, tugas dan peran tenaga kependidikan di unit-unit pelayanan UII dalam merespon setiap komplain yang masuk,” ujarnya. (BKP/RS)