Peduli Kesehatan Mental Mahasiswa, UII Luncurkan PEKA
Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (DPK UII) menyelenggarakan kegiatan Launching Program PEKA UII Terpadu atau Peduli Kesehatan Mental Mahasiswa UII Terpadu. Acara berlangsung pada Sabtu (8/7), di Ruang Teatrikal, Gedung Kuliah Umum Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII. Perilisan program PEKA UII Terpadu dicetuskan sebagai bentuk kepedulian dan dukungan dari pihak universitas terhadap kesehatan mental mahasiswa.
Acara dihadiri pimpinan universitas, perwakilan Pemerintah Kabupaten Sleman, dan mahasiswa. Kegiatan peluncuran juga dibarengi dengan seminar bertajuk “Mental Health Awareness in University” dengan pembicara Dr. Retno Kumolohadi, S.Psi., M.Si.Psikolog., selaku Dosen Program Studi Psikologi UII, dr. Cahya Pumama, M.Kes., selaku Kepala Dinas Kesehatan Sleman DIY, dan dr. Ida Rochmawati, M.Sc., Sp.KJ (K), yang merupakan psikiater di RS PKU Wonosari & RSUD Wonosari Yogyakarta.
Dalam laporannya, Beni Suranto, S.T., M.Soft.Eng., selaku Direktur DPK UII mengatakan program maupun pelayanan PEKA UII Terpadu ini tidak akan bisa dijalankan secara optimal tanpa diikuti kesadaran terutama dari sisi mahasiswa. Pasalnya, sebagian besar kasus yang ditangani, laporannya berasal dari kalangan mahasiswa. Sehingga penting untuk bisa membangun kepekaan empati dan bersama-sama mengajak mahasiswa lain menjadi garda terdepan menguatkan kesehatan mental.
“Ketika teman-teman mahasiswa mentalnya kuat, mentalnya terjaga, itu nanti bisa berkembang secara optimal, menjadi pribadi yang tangguh, dan harapannya mampu berperan dan berkontribusi secara positif dalam komunitas, dan hari-harinya juga tentu produktif, baik sebagai mahasiswa maupun nanti aktor-aktor intelektual di masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, dalam sambutan yang disampaikan oleh Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni UII menyampaikan bahwa di era saat ini, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Di antaranya yaitu terbebani oleh tugas-tugas kuliah yang menumpuk, bebasnya pergaulan, faktor ketidakharmonisan keluarga, hingga faktor gaya hidup hedonisme.
Ia berharap melalui program PEKA UII Terpadu, seluruh warga UII dapat berperan aktif dalam mengkondisikan dan menjaga kesehatan mental mahasiswa, sehingga tujuan pendidikan di UII bisa terwujud dengan baik.
Berikut pula sambutan yang disampaikan Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Rakyat, dr. Mafilindati Nuraini, M.Kes. yang mewakili Bupati Sleman. Ia pun menghimbau akan pentingnya memelihara kesehatan jiwa selayaknya memelihara kesehatan fisik.
“Merujuk pada urgensi tersebut, saya mengajak seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa untuk mengubah stigma bahwa gangguan kesehatan jiwa adalah hal yang tabu, mengingat gangguan kesehatan jiwa dapat menimpa siapa saja. Oleh karena itu saya mengajak semua pihak untuk lebih peduli dengan kesehatan jiwa baik diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar,” jelasnya.
Sebagai bentuk kesepakatan untuk bersama-sama mendukung dibangunnya program PEKA UII terpadu, DPK UII dengan Dinas Kesehatan Sleman menandatangani MoA atau Memorandum of Agreement. MoA diikuti dengan penyerahan buku Mata Hati dari Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai penanda diberlakukannya buku tersebut sebagai catatan pasien ODGJ Berat (Orang Dalam Gangguan Jiwa), sebelum akhirnya secara simbolis program PEKA UII Terpadu resmi dibuka. (AD/ESP)