Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII Kembali Luluskan Doktor Baru
Ayif Fathurrahman, SE., MSi., yang juga merupakan alumni Universitas Islam Indonesia (UII) meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan setelah berhasil mempertahankan desertasinya pada pelaksanaan Ujian Terbuka Promosi Doktor, Program Doktor Ilmu Ekonomi Pascasarjana Fakultas Ekonomi UII, yang dilaksanakan di Gedung Fakultas Ekonomi UII, Condongcatur, Senin (8/1),
Jalannya sidang dipimpin oleh Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D., didampingi jajaran Promotor yakni Prof. Dr. Hadri Kusuma, MBA (Promotor), Drs. Akhsyim Afandi. MA., Ph.D (Co-Promotor 1), Drs. Agus Widarjono, MA., Ph.D (Co-Promotor 2), dan jajaran Penguji yang terdiri dari Dr. Jaka Sriyana, SE., M.Si., Abdul Hakim, SE., M.Ec., Ph.D., Dr. Syafiq Mahmadah Hanafi, S.Ag.,M.Ag. Dengan kelulusan kali ini, promovendus merupakan peraih gelar Doktor ke-118 yang promosinya dilaksanakan di UII.
Ayif Fathurrahman menjelaskan disertasi berjudul “Pengaruh Fractional Reserve Banking Dan Financial Variable Terhadap Kinerja Dan Kesehatan Bank Umum (Konvensional dan Syariah) di Indonesia”. Ia menjelaskan bahwasannya “Fractional Reserve Banking ( FRB) memberikan tekanan yang sangat kuat terhadap faktor penurunan kinerja dan kesehatan Bank Umum Syariah, yang berada di Indonesia. Hal ini dibuktikan melalui kuatnya tekanan oleh semua variabel FRB terhadap kinerja dan resiko likuiditas Bank Umum Syariah.
Dari fakta penelitian yang dilakukan Ayif Fathurrahman pada Bank Umum Syariah muncul potensi mis-match maturity dan adanya resiko “too big to fail” yang lebih besar dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional. Hal ini dikarenakan secara empiris ditemukan fakta bahwa praktek FRB di Bank Umum Konvensional relatif bisa dikendalikan dan pengaruhnya tidak signifikan terhadap penurunan kinerja dan resiko likuiditas Bank Umum Konvensional.
“Sementara jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan Syariah di Indonesia mendorong peningkatan kinerja. Namun demikian, di waktu yang sama memberikan tekanan terhadap resiko likuiditas bank syariah,” ungkap Ayif Fathurrahman yang saat ini berprofesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. (RRA/RS)