Pandemi Tak Menjadi Penghalang Berinvestasi
Pandemi covid-19 membuat banyak kegiatan di luar rumah terpaksa harus berhenti. Tak sedikit pula orang-orang yang penghasilannya berkurang hingga harus kehilangan lapangan pekerjaan. Meskipun demikian, tetap ada hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mencari sedikit tambahan tanpa harus keluar rumah.
Hal tersebut mendasari kajian rutin mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (PSEI UII), Senin (18/5), dengan tema “Cerdas Berinvestasi Syariah di Era Wabah Covid-19”. Narasumber pada kajian ini adalah Dr. Muhammad Roy Purwanto, M.Ag. yang saat ini juga sebagain Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni, Fakultas Ilmu Agama Islam UII. Kajian ini diikuti oleh mahasiswa dari lintas jurusan.
Selain menabung, hal lain yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menjaga dan menyiapkan kebutuhan finansial di masa yang akan datang adalah berinvestasi. Berinvestasi dapat dilakukan dalam banyak hal, salah satunya adalah berinvestasi melalui saham. Roy Purwanto menjelaskan tentang berinvestasi saham bagi pemula tidak perlu mengeluarkan modal yang besar, bisa dimulai dari nominal satu hingga tiga juta rupiah. Nominal ini dirasa pas bagi pemula karena tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.
“Selain itu, sebagai investor saham pemula disarankan juga tidak terlalu menanam saham di banyak perusahaan. Cukup satu hingga tiga perusahaan saja, agar bisa lebih fokus dalam memperhatikan perkembangan nilai saham yang ada,” ungkapnya.
Sebagai pemula dalam berinvestasi saham diperlukan adanya money management untuk menyiasati psikologi saham yang fluktuatif. Roy Purwanto menambahkan, berinvestasi saham merupakan hal yang cocok dilakukan oleh mahasiswa karena salah satu keahlian dibutuhkan adalah penguasaan platform saham.
Menurutnya, mahasiswa rata-rata memiliki kemampuan yang baik dalam beradaptasi dengan platform-platform digital bila dibandingkan dengan orang yang sudah tua. Ia bercerita bahwa salah satu kegagalan orang tua dalam berinvestasi saham bisa terjadi karena tidak menguasai platform digital, yang bisa menimbulkan salah pencet.
Pandemi Covid-19 membuat dampak bagi beberapa perusahaan saham. Banyak saham-saham yang memiliki tren yang turun. Meskipun demikian, Roy Purwanto menyatakan bahwa pandemi Covid-19 terbukti melahirkan saham-saham momentum, yaitu saham yang secara kebetulan naik sebagai dampak dari pandemi. Saham-saham momentum ini biasanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan.
“Saham-saham ini direkomendasikan ketika menghadapi pandemi Covid-19. Soal ingin dilanjutkan atau tidak setelah pandemi, hal itu tergantung dari perkembangan kedepannya,” paparnya.
Roy Purwanto juga menjelaskan tips ketika bermain saham di tengah pandemi, salah satunya adalah menerapkan metode “profit-sale”, yaitu ketika melihat perkembangan saham yang telah menunjukkan keuntungan maka sebaiknya langsung dijual. Berinvestasi saham memang tidak melulu soal keuntungan, terutama bagi pemula.
Oleh karenanya, Roy Purwanto menyarankan untuk terus berlatih dan terus mencari metode yang tepat untuk bermain saham. Metode yang diterapkan setiap orang tentu tidak sama, belum tentu metode yang diterapkan orang lain dapat memberi keuntungan ketika kita yang menjalankannya.
Terakhir, Roy Purwanto memberikan rekomendasinya terhadap perusahaan-perusahaan saham yaitu BPPS dan Blue Chips. Menurutnya, saham-saham tersebut meskipun mahal namun memiliki tren yang terus naik. “Namun, semuanya tetap bergantung pada kemampuan kita dalam bermain saham, oleh karenanya diperlukan latihan dan kemampuan membaca perkembangan untuk dapat mendapatkan keuntungan saham yang baik,” tandasnya. (VTR/RS)