Muslim Milenial yang Menginspirasi
Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (DPK UII) menggelar acara Ngabuburit Bareng dengan tema “Muslim Milenial yang Menginspirasi” dengan menghadirkan pembicara Syakir Daulay, seorang artis sekaligus influencer.
Direktur Pembinaan Kemahasiswaan UII Beni Suranto, S.T., M.Soft.Eng. dalam sambutannya mengemukakan kegiatan Ramadan Fun adalah salah satu ikhtiar untuk terus menjalin silaturrahmi. “Harapannya melalui acara ini dapat memicu semangat teman-teman semua untuk menebar dakwah,” ungkapnya.
Insipirasi adalah sesuatu yang bisa mengubah orang lain. Saat ini masih banyak mindset anak muda yang bermalasan dengan alasan berubah saat sudah tua. Padahal orang tua jika ditanya pasti ingin kembali lagi ke masa muda. “Sebagai generasi pemuda muslim kita harus mempersiapkan masa depan dengan baik,” kata Syakir Daulay.
Syakir Daulay mengatakan anak muda bergaul itu boleh saja, asal jangan salah gaul. Bersosial dengan orang dari banyak kalangan juga akan memberi lebih banyak inspirasi kepada kita. Keburukan dalam suatu pergaulan itu sudah pasti ada, tapi jangan sampai kita tiru.
Jika kita ditinggalkan oleh lingkungan karena tidak meniru keburukan mereka, jangan sedih. Justru itu cara Allah menyelamatkan kita. “Carilah pergaulan yang imbang antara dunia dan akhirat. Tapi, prinsip jangan sampai salah gaul itu harus selalu kita pegang,” pesan Syakir Daulay.
Syakir Daulay bercerita jika dulu hidupnya belum sesukses sekarang. Ia bahkan saat kelas 3 SMP harus pindah dari kota kelahirannya Aceh ke Jakarta karena kesulitan ekonomi. “Dulu yang saya lakukan adalah selalu sholat tahajud di sepertiga malam. Alhamdulillah dengan izin dan ridho Allah Swt sekarang bisa seperti ini,” cerita Syakir Daulay.
Media sosial saat ini seperti bumerang. Bagi generasi milenial muda bisa jadi manfaat atau musibah. Banyak orang sangat menuhankan media sosial. Dalam media social kita harus memilah apa yang kita ikuti. “Milenial muda jangan hanya mem follow akun hiburan saja, tapi follow jugalah akun-akun dakwah,” pesannya.
Syakir Daulay berpesan, dalam bermain media social efek yang paling besar saat ini adalah rasa insecure. Kita ingin memiliki apa yang orang lain miliki. Padahal sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Saat melihat postingan orang lain kita lihatlah seberapa manfaat orang atau postingan tersebut. “Hal yang paling membuat saya iri adalah saat melihat orang lain begitu bermanfaat,” kata Syakir Daulay.
Syakir Daulay juga memberikan tips dalam berdakwah. Ia memaparkan jika dalam berdakwah kita harus melihat objek. Dakwah kepada orang tua dan anak muda sudah pasti berbeda. Pertama yang dilakukan adalah ambil dulu hatinya dan berikan contoh langsung. Seperti saat ingin mendakwah tentang sholat adalah dengan mengajak langsung. (UAH/RS)