Metode Performance Prism Ukur Kinerja Perusahaan Dari Sisi Stakeholder

Semakin ketatnya persaingan bisnis menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerjanya secara kontinyu. Pengukuran kinerja perusahaan pun menjadi hal yang penting. Salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang dinilai berbeda dari yang lain adalah pengukuran kinerja menggunakan metode Performance Prism. Metode itu dinilai tepat dalam mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Sebab metode ini mengukur aspek berdasarkan sisi stakeholder seperti owner, supplier, employee, customer dan government sehingga para pelanggan lebih mempercayainya. Imbasnya tentu saja dapat meningkatkan daya saing perusahaan di kancah pasar global.

Sebagaimana disampaikan Irma Andrianti, mahasiswa Magister Teknik Industri Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta di Kampus FTI UII. Kesimpulan tersebut diperolehnya setelah melakukan penelitian di PT Beasco Jaya Mandiri Balikpapan, Kalimantan Timur. Selama meneliti, Irma Andrianti selalu berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya, Dr. Ir. Elisa Kusrini, MT, CPIM, CSCP.

Dijelaskannya, model Performance Prism mempunyai lima perspektif, yaitu Stakeholder Satisfaction, Strategy, Process, Capabilities dan Stakeholder Contribution. Sebagai identifikasi awal dipetakan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk menyusun strategi yang sesuai.

Selanjutnya, ia menyampaikan, dilakukan penentuan indikator kinerja, perancangan range score dengan menetapkan target untuk tiap Key Performance Indicator (KPI), dan pengukuran kinerja. Pada tahap result adalah perancangan prformance dashboard untuk menampilkan laporan KPI perusahaan dalam format presentasi visual agar lebih mudah dipahami.

Metode Performance Prism digunakannya untuk memperbaiki metode pengukuran kinerja pada PT. Beasco Jaya Mandiri Balikpapan, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang supplier dan general kontraktor. “Selama ini sistem pengukuran kinerja di PT. Beasco Jaya Mandiri Balikpapan belum merepresentasikan kinerja organisasi secara komprehensif dan integratif karena hanya menggunakan pengukuran kinerja berdasarkan individu,” katanya.

Hasil penelitiannya, metode Performance Prism ini tidak hanya dapat dilakukan pada tingkat korporasi saja, Tetapi bisa diterapkan pada setiap bagian kerja yang ada di perusahaan sampai dengan level terkecil.

“Sistem pengukuran kinerja dengan mengunakan metode Performance Prism ini harus ditinjau secara periodik. Hal ini dimaksudkan agar variabel kinerja dan target KPI yang ada dapat disesuaikan dengan perkembangan terbaru, baik menyangkut perubahan lingkungan, persaingan usaha, regulasi pemerintah, tuntutan masyarakat, perkembangan kebutuhan pelanggan, perkembangan teknologi terbaru maupun perkembangan standar pencapaian kinerja dengan metode terbaru,” jelasnya.

Seiring tuntutan perkembangan zaman, maka persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Pengukuran kinerja diperlukan agar perusahaan dapat melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem yang telah ada dan berjalan saat ini, sehingga dapat diketahui apakah sistem telah berjalan baik dan sesuai. Setiap perusahaan perlu memperhatikan aspek stakeholder dalam menilai kinerja perusahaan karena para stakeholder ikut mempengaruhi keadaan perusahaan.

Diolah dari jogpaper.net