Metaverse, Teknologi untuk Generasi Mendatang
Program Studi Teknik Industri Program Internasional, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) menggelar webinar #IPIETalk bertajuk “Metaverse The Next Big Thing” pada Sabtu (5/3). Webinar menghadirkan Richa Ferry Setyawan dan diikuti para Mahasiswa, Dosen, serta Guru dan Siswa SMA/SMK.
Ketua Program Studi Teknik Industri Dr. Taufiq Immawan dalam sambutannya mengatakan bahwa kondisi sekarang dan yang akan datang itu ketidakpastiannya semakin susah untuk ditebak, karena adanya kemajuan yang luar biasa terhadap software maupun hardware yang membuat dunia berubah secara drastis.
Taufiq Immawan mengatakan dunia pendidikan, bisnis, sistem dalam pemerintahan juga sudah banyak berubah. “Kita harus melompat lebih jauh lagi dan terobosan-terobosan itu harus kita tempuh, memang semua ada risikonya. Tapi kalau kita ga nyiapin dari awal nanti kita cuma jadi penonton,” ujarnya.
Professional Software Engineer Richa Ferry Setyawan dalam kesempatannya memberikan gambaran mengenai Metaverse. Ia mengemukakan semua berawal dari revolusi industri. Revolusi industri 4.0 ini ditandai oleh digitalisasi, tidak hanya sekedar komputer, namun lebih jauh dari itu, penggunaan internet yang mulai massif pada awal 2000an. Teknologi melalui Internet of Things, Artificial Intelligence, dan Big Data Analytics mampu mendorong mesin-mesin industri yang melakukan analisa dan pengambilan keputusan dengan lebih cepat, tepat, dan akurat.
“Artinya pada revolusi industri 4.0 ini peta kekuatan ekonomi akan kembali digambar ulang, ini adalah kesempatan besar sebenarnya bagi Indonesia dan para pelaku industri nasional untuk berada di garda terdepan di peta ekonomi dunia yang baru,” tuturnya.
Richa mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang bisa dilihat dari industri 4.0. Pertama, dengan banyaknya automation. “Era robot semakin canggih, sekarang sudah ada chat bot, dan lain-lain,” ujarnya.
Lalu yang kedua, menurut Richa adanya big data yang dapat menghasilkan knowledge baru. Kemudian, cloud computing dan autonomous yang memiliki gambaran tentang teknologi masa depan. Selanjutnya, Internet of Things (IoT) dan data management. Setelah itu, hal yang paling besar selajutnya adalah Metaverse.
Lebih lanjut disampaikan Richa bahwa Metaverse merupakan ruang virtual yang dapat diciptakan dan dijelajahi dengan pengguna lain tanpa bertemu di ruang yang sama dalam bentuk 3D dengan menggabungkan antara AR dan VR.
“Metaverse ini tidak dimiliki dan dibangun oleh satu perusahaan saja, Metaverse ini sebuah platform bersama yang semua orang dapat membangun dunia virtualnya sendiri dan dapat berpindah-pindah,” jelasnya. “Metaverse ini menggunakan teknologi Augmented Reality, Virtual Reality, Artificial Intelligence, Blockchain, 3D Modeling, dan Web 3.0.,” imbuhnya.
Potensi Metaverse di Indonesia menurut Richa sangatkah besar, karena sebagian besar penduduk Indonesia sudah sadar akan internet terlebih lagi sudah terbiasa menggunakan sosial media. “Dan alhamdulillah nya sudah ada startup yang menggarap pasar Metaverse di Indonesia, tapi memang belum banyak startup yang melirik pasar ini, karena memang belum banyak user yang paham atau bahkan teredukasi apa itu Metaverse dan untuk apa Metaverse tersebut,” lanjutnya.
Beberapa startup Metaverse yang ada di Indonesia, yaitu WIR Group, Shinta VR, dan Arutala. Metaverse itu adalah sebuah teknologi untuk generasi yang akan mendatang. “Jadi buat temen-temen bersiap, jangan cuma menjadi pengguna, kalau bisa kita juga menjadi pemain dalam era Metaverse mendatang,” Richa menambahkan. (MDL/RS)