Merespons Ketidakpastian dari Pandemi

Pandemi Covid-19 hingga saat ini belum ada kabar pasti kapan akan berakhir. Herd Immunity atau kekebalan kelompok menjadi satu cara yang harus dilalui. Karenanya, Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan beberapa langkah sebagai upaya pencegahan.

Langkah mitigasi UII difokuskan pada resiko kesehatan, risiko operasi, risiko finansial, serta risiliensi setelah pandemi. Hal ini dikemukakan Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc. saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk Pengajaran dan Penelitian di Kampus Berkelanjutan Selama Masa Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan oleh UI Green Metric, pada Jum’at (15/5).

Kegiatan yang dimoderatori Prof. Ir. Gunawan Tjahjono, M.Arch, Ph.D. ini menghadirkan sejumlah pembicara lainnya, yakni Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A., Rektor Universitas Medan Area, Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc., Wakil Rektro Universitas Brawijaya,, Prof. Dr. Ir. Moch. Samsito Djati, M.S. serta Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih SE., MT., Ak., CMA. Jalannya diskusi diawali dengan sambutan dari Ketua UI GreenMetric, Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.Sc., M.M.

Disampaikan Fathul Wahid, dalam penanganan Covid-19, UII telah melakukan berbagai upaya, baik pada aspek kesehatan maupun ekonomi. Pada aspek kesehatan peran yang dilakukan UII di antaranya dengan menyalurkan bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD), baik yang diproduksi sendiri maupun dengan melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Sementara pada aspek ekonomi langkah yang telah dilakukan UII yakni seperti memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak, serta menggerakan roda ekonomi melalui portal warungrakyat.uii.ac.id untuk membantu warga terutama UMKM.

Fathul Wahid dalam paparannya menyebutkan, masalah utama pandemi saat ini yaitu ketidakpastian, yang berakibat pada terganggunya proses bisnis dan kestabilan keuangan. Mengatasi hal tersebut, menurutnya dapat dilakukan melalui cara pencegahan dengan mendesain ulang proses bisnis, dan rekayasa kesehatan finansial.

Mitigasi proses bisnis lanjut Fathul Wahid dapat dilakukan dengan menjamin kontinuitas pemberian layanan, menjalankan proses bisnis dengan bantuan teknologi informasi, mendahuluan efektivitas dibandingkan kesempurnaan, menghindari mafsadah atau masalah didahulukan dibandingkan mendapatkan manfaat.

Menurut Fathul Wahid, dalam waktu dekat, beberapa kegiatan di UII akan dilakukan melalui jaringan. Mulai dari pelaksanaan wisuda, sistem pembelajaran, penerimaan mahasiswa baru, rekapitulasi biaya pendidikan, serta penyambutan mahasiswa baru. Seperti kuliah perdana, orientasi kampus dengan virtual reality, dan audmented reality.

Saat ini, menurut Fathul Wahid saat ini kampus tengah menghadapi beberapa kebiasaan baru, seperti pembelajaran dalam jaringan, produksi konten pembelajaran, peningkatan kompetensi dosen dalam pembelajaran daring, penambahan kapasistas dengan perbandingan dosen dan mahasiswa 1 banding 60, dan banyak kebiasaan baru lainnya.

“Desain UII masa depan harus melibatkan sebanyak mungkin pemangku kepentingan untuk membangkitkan kesadaran kolektif, perlu konseptualisasi dan pentahapan anak tangga, momentum membongkar rencana induk pengembangan 2038’ dan mendesain peta jalan baru,” jelasnya.