Menyibak Komunikasi Berdasar Al-Qurán
Program Studi Ilmu Komunikasi FPSB UII melalui channel YouTube UNIICOMS TV mengadakan acara Komunikita dengan tema “Komunikasi Profetik : Prinsip Komunikasi dalam Al-Qur’an”. Program yang telah memasuki episode ke-19 ini menghadirkan narasumber salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yaitu Dr. Subhan Afifi, M.Si.
Subhan Afifi menyampaikan bahwa Al-Qur’an memberikan perhatian yang sangat penting pada urusan komunikasi. Dalam Al-Qur’an banyak sekali disinggung terkait komunikasi misalnya pada surah Ash-Shaff ayat 2-3 membicarakan bahwa komunikasi membutuhkan pembuktian, perkataan yang diikuti dengan perbuatan.
“Jadi setiap perkataan harusnya memiliki konsekuensi untuk diri. Selain itu dalam hadis juga disinggung terkait komunikasi sebagaimana hadis riwayat Bukhari dan Muslim bahwa Nabi berpesan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Dalam konteks ini, bukan berarti diam seterusnya namun mengandung pesan bahwa setiap perkataan yang akan disampaikan harus benar-benar dipikirkan. Dari sinilah kita belajar bahwa komunikasi bermula dari kata ada komunikasi verbal dan non-verbal”, ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa komunikasi verbal dalam Al-Qur’an mengandung makna berkata baik ini erat dengan keimanan seseorang. Seperti hadis sebelumnya, artinya setiap kata berkaitan dengan keimanan seseorang. Orang yang beriman kata-katanya baik, terpilih, dan rapi. Adapun ragam komunikasi verbal dalam Al-Qur’an setidaknya diwakili oleh enam istilah dalam Al-Qur’an.
Istilah ini diawali dengan kata qaulan (perkataan) yaitu Qaulan Sadidan atau kata yang benar (Q.S An-nisa’ :9), Qaulan Ma’rufan atau kata yang mulia (Q.S An-nisa’ :9), Qaulan Maysuran atau kata yang pantas (Q.S. Al-Isra’ : 28), Qaulan Kariman atau kata yang mulia (Q.S. Al-Isra’ : 23), Qaulan Balighan atau kata yang menyentuh jiwa (Q.S An-nisa’ :63), dan Qaulan Layiinan atau kata yang lembut (Q.S At-Thaha : 44). (FNJ/ESP)