Menyambut Era Kedokteran Presisi
Momen haru sekaligus membanggakan dirasakan oleh keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII). Pasalnya, FK UII menyumpah 105 orang dokter baru yang terdiri dari 32 laki-laki dan 73 perempuan. Sebagaimana disampaikan dr. Ana Fauziyati, M.Sc., Sp.PD. selaku Ketua Program Studi Profesi Dokter UII pada acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter Periode LIX FK UII, pada Rabu (18/1), di Gedung Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir, Kampus UII Terpadu.
Sementara itu, hingga saat ini, jumlah total dokter yang telah disumpah dan diluluskan oleh FK UII adalah 2.208 dokter, tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Angka kelulusan pada periode ini merupakan pemecah rekor lulusan terbanyak sepanjang berdirinya FK UII.
Bahkan, disebutkan lebih lanjut bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Profesi Dokter terbaik pada periode ini dicapai oleh dr. Lilia Nur Rahmawati Suprapto, menyentuh angka sempurna, yaitu 4,00 untuk IPK Profesi dan IPK S1 3,92. Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) untuk peserta UKMPPD periode November 2022 adalah sebanyak 100 persen.
Hal tersebut tentunya menjadi prestasi yang membanggakan bagi FK UII. Dengan lulusnya dokter-dokter baru yang telah disumpah dan dilantik, diharapkan dapat berkontribusi untuk masyarakat dengan mengisi kekosongan di berbagai wilayah yang masih belum memiliki tenaga kesehatan yang memadai.
Senada, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes. selaku Dekan FK UII, dalam sambutannya menyebutkan bahwa selama menempuh internship, para lulusan dokter baru diharapkan dapat memprioritaskan wilayah yang sesuai dengan domisili masing-masing, sehingga tidak menumpuk di kota-kota besar seperti yang selama ini terjadi.
Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D. selaku rektor UII, dalam sambutannya mengucapkan selamat atas pencapaian para lulusan dokter baru, sekaligus keberhasilan dalam menempuh dunia pendidikan kedokteran yang tidak sebentar. Lebih lanjut, dipaparkan pula oleh Rektor UII tersebut, tentang salah satu “tema” baru dalam dunia kedokteran, yaitu kedokteran presisi (precision medicine).
Menurutnya, kedokteran presisi atau kedokteran yang dipersonalisasi (personalized medicine) memungkinkan setiap pasien mendapatkan layanan medis yang lebih sesuai dengan karakteristiknya. Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dante Saksono, dalam sebuah kesempatan, menyampaikan bahwa kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine) tidak lagi mencukupi untuk mengatasi beragam masalah kesehatan publik.
Perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa literatur terkait bidang kedokteran terus bergerak dan berkembang. Sehingga, melalui sambutannya, ia berharap para dokter baru mempunyai kesadaran yang tinggi akan perkembangan ilmiah, serta haus akan ilmu sehingga akan terus bergerak mengikuti perkembangan dan merawat perangai ilmiah.
Sambutan hangat juga disampaikan oleh Dr. Rino Rusdiono, Sp.Rad. M.Sc. selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), atas bergabungnya para dokter baru ke dalam keluarga besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dilanjutkan dengan penyematan pin IDI oleh Ketua IDI wilayah DIY kepada segenap dokter baru, diwakili oleh perwakilan dokter baru putra, dr. Muhammad Husam Dzulfiqar, dan dokter baru putri, yaitu dr. Lilia Nur Rahmawati Suprapto. (AD/ESP)