Menyamakan Pandangan Akan Lingkungan Keberlanjutan
Perubahan iklim yang terjadi di bumi saat ini menjadi masalah baru yang cukup serius. Meningkatnya suhu permukaan bumi menjadi salah satu penyebab dari perubahan iklim tersebut. Kelestarian lingkungan pun kian hari mengalami kemunduran yang menyebabkan meningkatnya pemanasan global.
Menanggapi isu tersebut, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar program pembinaan dalam menjaga kelestarian lingkungan bekerja sama dengan Passage to ASEAN Association (P2A) yang diikuti oleh mahasiswa di lingkungan ASEAN seperti Vietnam, Malaysia, Kamboja dan Cina. Program ini bertajuk Fostering the Enviroment Sustainabillity and Business Oportunity (FESBO) yang diselenggarakan mulai 3 hingga 6 Desember 2019.
Rektor UII Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., mengatakan perubahan iklim yang terjadi saat ini tidak terlepas bagaimana manusia memperlakukan lingkungan sekitar. Ia mengatakan perbedaan perspektif dan kesadaran akan pentingnya lingkungan setiap individu berbeda-beda.
“Tantangan saat ini adalah bagaimana kita dapat menyeragamkan pandangan dan pola pikir kita mengenai lingkungan keberlanjutan yang semakin hari mengalami perubahan,” ungkapnya.
Fathul Wahid mengambil contoh kampanye 3R yakni Reuse, Reduce dan Recycle. Dimana kita dapat menggunakan barang-barang yang dapat digunakan kembali, lalu mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah serta barang-barang yang sifatnya mudah di daur ulang.
“Dengan memegang prinsip ini tentu dampaknya terhadap lingkungan tidak akan besar jika kita lakukan sendirian. Maka dari itu pentingnya kita samakan pandangan dan pemikiran kita terkait konsumsi barang yang kita gunakan agar mampu menciptakan lingkungan berkelanjutan,” katanya.
Fathul Wahid menambahkan sejak 2017 UII memiliki program yang berupaya menciptakan lingkungan berkelanjutan, yaitu UII Printing Services. Program ini akan mengontrol dan mengawasi jumlah penggunaan kertas setiap individu yang nantinya dapat memberikan gambaran sebanyak apa kertas yang dapat disimpan.
“Program ini akan mengawasi dan mengontrol penggunaan kertas di lingkungan kampus sehingga dapat kita hitung berapa banyak kertas yang kita gunakan dan berapa banyak kertas yang dapat kita simpan,” tambahnya.
Progam Fesebo ini akan mengajak peserta program berkunjung ke beberapa lokasi yang telah menerapkan program lingkungan berkelanjutan. Fathul Wahid berharap melalui program ini dapat memberika gambaran bagi peserta akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan guna menciptakan lingkungan berkelanjutan.
“Melalui program ini harapannya dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap lingkungan yang berkelanjutan dan dapat menemukan solusi akan permasalahan dari perubahan iklim bumi saat ini,” pungkasnya. (ENI/RS)