Menjaga Kesehatan di Masa Pandemi

Kasus positif Covid-19 semakin bertambah seiring berjalannya waktu, seperti halnya di Indonesia. Bila pandemi Covid-19 ini berkepanjangan, disinyalir semua sektor akan terus terdampak. Seperti di antaranya sector pendidikan, perekonomian, kesejahteraan, dan tentunya kesehatan. Semua orang memiliki kewajiban untuk melindungi kesehatan diri sendiri dan orang lain, dengan cara mengindahkan protokol kesehatan, menjaga kesehatan fisik, serta mental.

Menanggapi problematika tersebut, Scientific Medical Activities of Research and Technology Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (SMART FK UII) menyelenggarakan webinar dalam rangkaian acara INTERMEDISCO 2020, bertajuk “Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental saat Pandemi Covid-19 menurut Medis dan Islam,” pada Minggu (20/9).

Dokter di RS Prikasih, Jakarta Selatan, dr. Gia Pratama menuturkan bahwa virus Covid-19 ini dapat menyerang seluruh tubuh, walaupun kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa virus ini utamanya hanya menyerang organ pernafasan. “Dia (virus Covid) menyerangnya di seluruh tubuh yang memiliki reseptor ACE2, dan ini terdapat di mana saja, seperti di mata, di syaraf, di jantung, di ginjal, liver, bahkan saluran pencernaan juga,” tuturnya.

Gia juga turut memberikan penjelasan lebih lanjut terkait daya rusak dari virus. Ia mengatakan bahwa daya rusak dari covid ini tergolong luar biasa. “Di paru-paru yang saya lihat, dia merusak alveolus, jadi collapse. Dengan rusaknya alveolus ini kapiler-kapiler dalam paru-paru menjadi penuh. Jika terus seperti ini kapasitasnya akan berkurang, dari 5 liter hingga ke 2 liter, sampai akhirnya nggak bisa nafas,” paparnya.

Melihat resiko dan bahayanya, penting bagi semua orang untuk lebih memperhatikan kesehatan di masa pademi. Gia memberikan rumus resiko infeksi dapat diturunkan dengan penurunan paparan virus dan peningkatan imunitas tubuh. Penurunan paparan virus sendiri berupa protokol kesehatan. Terkait imunitas tubuh Gia menyatakan terdapat tiga pilar yang mempengaruhi. “Tiga pilar ini berupa nutrisi yang cukup, istirahat yang cukup, serta olahraga yang rutin,” jelasnya.

Terkait nutrisi, Gia memberikan arahan dalam melakukan pemenuhan nutrisi. Pemenuhan nutrisi ini dimulai dari memperhatikan apa saja yang sering dikonsumsi. “Kalo setiap hari mengkonsumsi gorengan, juga tidak baik untuk kedepannya. Konsumsilah terutama buah dan sayur, lemak sehat per hari. perhatikan juga kebutuhan protein, seperti minimal konsumsi ikan laut seminggu tiga kali, itu ada omega tiga yang bagus juga, tidak lupa juga minum air putih secara cukup. Semua ini menunjang imunitas tubuh, namun olahraga menjadi penting selain nutrisi yang sehat serta istirahat yang cukup,” jelasnya.

Selain menjaga asupan gizi yang baik, istirahat yang cukup serta melakukan aktivitas fisik (olahraga) secara rutin, penting juga untuk menjaga emosi tetap positif, dan menjaga kesehatan spiritual. Ketua Departemen Neurology FK UII, dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sp.S. menuturkan bahwa bentuk menjaga kestabilan emosional adalah dengan tidak mudah marah. “Orang-orang yang punya emosi negatif, atau kebiasaan marah itu cenderung lebih mudah beresiko terkena penyakit jantung, dan rupanya Plaque Rupture (penyempitan pembuluh darah) disebabkan salah satunya karena marah itu tadi,” jelasnnya saat menyampaikan materi Menjaga Kesehatan dari Perspektif Islam.

Sebagai penunjang kesehatan spiritual, Agus mengatakan salah satu kegiatan spiritual yang baik untuk dilakukan secara rutin adalah bangun lebih pagi untuk Sholat malam. Dirinya menerangkan bahwa Tahajud (Sholat malam) dapat menyehatkan sistem kardiovaskuler. “Dari penelitian Bapak Muhammad Soleh, tentang pengaruh tahajud terhadap kesehatan tubuh, rupanya ditemukan bahwa mereka yang rutin sholat tahajud kadar kortisol darahnya turun, endorphine nya meningkat, sehingga imunitasnya akan jauh lebih baik,” terangnya. (FSP/RS)