Menjadi Sosok Creative Content Creator Yang Menginspirasi
Edu Talk Series UII menggelar webinar dengan topik yang hangat di tengah masyarakat mengenai media sosial pada Minggu (24/7). Webinar bertema “Muda Berkarya Lewat Social Media” ini menghadirkan Aulion, seorang Creative Content Creator yang namanya sudah tak asing di kalangan pengguna media sosial. Ia membagikan tips terkait pembuatan konten, menurut Aulion ide-ide sederhana dan abstrak jangan ragu untuk dikembangkan. Bisa melalui diskusi dengan orang lain atau lewat sosial media.
“Riset adalah segalanya,” jelasnya mengawali webinar. Dia menjelaskan bahwa dalam membuat konten adalah fakta itu sendiri. Maka sebelum mengunggah sebuah konten maka penting untuk mencari tahu kebenarannya karena ada tanggung jawab di setiap konten yang dibuat.
Kebosanan seorang content creator merupakan hal yang biasa. Untuk menghindari hal tersebut maka tetapkan tujuan pembuatan konten. Menurut Aulion, jika tujuannya adalah untuk views maka saat views konten sedikit maka akan menimbulkan kesedihan.
Aulion sendiri menganggap setiap karya yang dia buat adalah seorang “bayi” miliknya. Untuk membuatnya dibutuhkan ketulusan. Sehingga meskipun nanti viewnya tidak seperti yang diharapkan tapi tetap menimbulkan kepuasan pada dirinya sendiri. “Anggap karya seperti bayi sehingga butuh ketulusan untuk menciptakannya,” jelasnya.
Seseorang yang baru pertama kali terjun dalam dunia konten creator tidak lahir langsung dengan “value” unik masing-masing. Sehingga Aulion menjelaskan bahwa value tersebut lahir melalui pengalaman yang kadang mesti gagal berkali-kali. Lewat eksperimen berulang kali tersebut nanti seorang content creator menemukan value uniknya. Namun, “stay relevant” adalah salah satu aspek penting. Sehingga bertukar pikiran dan berburu ide adalah suatu hal yang harus selalu dilakukan.
Komentar negatif pun tak jarang menjadi tantangan yang membuat insecure para creative content creator. Untuk itu bagi Aulion mau sebagus apapun karya kita maka akan selalu ada orang yang tidak suka. Pendapat dan omongan orang lain bukanlah suatu hal yang dapat kita kontrol. Sedangkan hal yang bisa dikontrol adalah tindakan kita. Saat melihat komentar negatif tidak usah ragu untuk menghapus atau memblokir.
“Anggap komentar negatif seperti sampah yang harus dibuang di tempatnya,” katanya.
Namun, Aulion mengingatkan pentingnya membedakan komentar negatif dengan kritik yang membangun. Contohnya, Dia pernah mendapati komentar jika konten yang dia buat memberikan efek kurang nyaman pusing orang yang menonton.
Setelah disimak lagi ternyata pergerakan video yang dibuat memang kurang nyaman dilihat. Melihat hal tersebut akhirnya Aulion meningkatkan kualitas pembuatan konten dengan menggunakan tripod agar lebih nyaman dilihat.
Berbeda dengan komentar negatif yang memiliki niat kebencian dan hujatan. Maka Aulion tidak ragu untuk menghapus dan memblokir akun tersebut. Tak jarang mereka menggunakan akun palsu sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan. Daripada sosial media miliknya menjadi lapak hujatan antar netizen maka lebih baik langsung memblokir pemberi hate comment. (UAH/ESP)