Mengurai Permasalahan Sampah di Yogyakarta
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia pada Kamis (20/6) menggelar Kegiatan Kunjungan Edukasi Penguatan Peran Bank Sampah dalam Mengurai Permasalahan Sampah di DIY. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Auditorium Gedung M. Natsir FTSP UII tersebut terselenggara atas kerja sama Jurusan Teknik Lingkungan UII dengan beberapa institusi terkait.
Beberapa lembaga yang turut serta dalam kegiatan yakni Teknik Lingkungan UII, Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) DIY, Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Merti Bumi Lestari, JPSM Sehati Kabupaten Sleman, JPSM Amor Kabupaten Bantul, JPSM Kota Yogyakarta, JPSM Kabupaten Kulon Progo dan JPSM Kabupaten Gunungkidul, Center for Environmental Technology Study (CETS) dan Pusat Studi Perubahan Iklim dan Kebencanaan (PusPIK).
“Kami sangat senang sekali dengan berdiskusi semacam ini. Kami tidak menggurui, Kami di DIY itu istilahnya mengkaji terus.” Ucap Syamsu Agung Wijaya, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLHK DIY sekaligus pemateri pertama. Ini sejalan dengan sambutan pembukaan Kegiatan oleh Dr. Ir. Khasan MT, Wakil Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII yang mengapresiasi kehadiran para peserta sebagai bagian-bagian penting dalam penanggulangan sampah di DIY.
“Sebagian besar Bank sampah yang ada di DIY masih dikelola oleh masyarakat, mungkin akan sangat sedikit yang dikelola oleh badan usaha dan pemerintah. Ini, ini yang menjadi ciri khas DIY yang berbeda dengan wilayah lain.” Ucap Dr. Hijrah Purnama Putra, ST., dosen Teknik Lingkungan UII selaku pemateri kedua.
Berdasar pada fakta tersebut, Dr. Hijrah menyebutkan keberhasilan pengelolaan bank sampah tidak hanya berfokus pada pemerintah dan komunitas semata, tetapi juga masyarakat yang ikut serta mengelola bank sampah. Selain itu, peran pemerintah lokal, seperti pemerintah desa, kapanewon dan dusun menurutnya juga tidak kalah penting dalam menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana.
“Setelah peduli, ternyata kita menjadi sadar bahwa itu menjadi sebuah kebutuhan. Setelah sadar, punya kemampuan dan kemauan pasti ya. Ini menjadi hal yang penting dan nomor 5 keteladanan. Bapak ibu menjadi role model sosok yang peduli lingkungan.” Jelas Dr. Hijrah, ia menyampaikan keberlanjutan pengelolaan sampah akan sangat bergantung pada kepedulian, kesadaran, kebutuhan, kemauan, keteladanan serta kebersamaan masyarakat DIY yang terus terjaga.
Selain pengurus sebagai penguatan pada faktor internal, Dr. Hijrah juga menyorot pola nasabah DIY dalam sumbangsih penyetoran sampah di samping sisi-sisi lain seperti sosial dan ekonomi. Ini berbeda dengan faktor internal yang lebih mengedepankan faktor sosial serta kebersamaan.
Acara dilanjutkan dengan diskusi desk penguatan Bank Sampah dalam aspek kebijakan, aspek kelembagaan, aspek teknik operasional, aspek peran serta masyarakat dan aspek pembiayaan. Dalam sesi ini, peserta dibagi dalam beberapa kelompok yang membahas masing-masing satu aspek, difasilitasi oleh dosen teknik lingkungan UII dan notulen. Produk akhir dari diskusi ini adalah pleno dan penandatanganan policy brief sebagai dasar pengambilan keputusan penguatan peran Bank Sampah dalam mengurai permasalahan sampah di Yogyakarta. (MNDH/AHR/RS)