Mengolah Limbah Laboratorium Agar Ramah Lingkungan
Laboratorium sebagai pusat kegiatan penelitian tidak terlepas dari limbah, baik padat maupun cair. Limbah ini dihasilkan dari proses penelitian dan kegiatan eksperimen yang ada. Di laboratorium sendiri limbah dianggap sedikit yang tidak jarang terkesan dibiarkan begitu saja. Hal ini tentu sangat tidak baik karena dikhawatirkan dapat mengakibatkan efek yang buruk bagi lingkungan. Terlebih limbah cair yang langsung dibuang ke aliran selokan atau sungai.
Hal inilah yang mendorong sekelompok mahasiswa UII yang terdiri dari Andrie Muhammad Iqbal (Kimia), Ifan Arirahman (Kimia) dan Mohammad Sobari (Kimia, 2017) menggagas inovasi pengolahan limbah laboratorium. Di bawah bimbingan Rudy Syahputra., Ph.D, pengolahan limbah lab dengan proses elektroflotasi biokoagulasi dengan memanfaatkan koagulan alami berupa kacang arab (Cicer Arietum) dan Kelor (Moringa Oleifera). Koagulan alami dipilih karena untuk menggantikan koagulan sintetis yang kurang baik terhadap lingkungan. Proses ini diterapkaan secara semi continous.
Disampaikan Andrie Muhammad Iqbal bahwa elektroflotasi merupakan proses pengolahan limbah dengan mengapungkan ion atau material padat yang melepaskan hidrogen dan oksigen pada katoda dan anoda. “Kacang arab dan kelor sebagai koagulan mengandung protein yang cenderung bermuatan positif atau bermuatan negatif untuk menetralkan limbah laboratorium”, ujarnya.
Proses pengolahan limbah ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: 1. Pemilihan limbah, 2. Optimasi elektroflotasi untuk mengukur tegangan yang optimal, 3. Optimasi koagulasi untuk mengukur berapa banyak koagulan yang optimal untuk ditambahkan, dan 4. Proses penggabungan antara elektroflotasi dengan koagulasi.
“Kami juga menggabungkan dua metode yaitu elektroflotasi dan koagulasi karena koagulan alami dapat membantu dalam mempercepat penggumpalan dalam proses elektroflotasi. Kami berharap inovasi ini akan membuat proses pengolahan limbah cair menjadi lebih efektif, efisien, dan dapat bermanfaat untuk berkembangnya ilmu pengetahuan di masa mendatang”, pungkasnya.