Mengenal Manfaat Satelit Penginderaan Jauh SAR
Summer School on Planning and Designing a SAR Remote Sensing Satellite yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia (UII) bersama mitra pada pelaksanaan hari ke-3, Jumat (17/6) menghadirkan Prof. Masanobu Shimada, Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, dan Dr. Rahmat Arief sebagai pembicara.
Prof. Masanobu Shimada dari G. Dendai, Tokyo, Japan mengisi materi sesi pertama dengan topik General Introduction of The Hardware and Ancillary Data Analysis. Kemudian, sesi kedua diisi oleh Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo dari Chiba University – Universitas Sebelas Maret. Ia membawakan materi dengan topik The Hardware, Software and Software Designed Components of the SAR Payload and Satellite. Lalu sesi terakhir diisi oleh Dr. Rahmat Arief dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan topik Design of Earth Terminals.
Pada materi pertama, Prof. Masanobu Shimada memperkenalkan SAR terlebih dahulu. Di mana sejak SAR luar angkasa pertama kali muncul pada tahun 1978, SAR menjadi instrumen umum yang mengukur bumi dari luar angkasa. Maka SARs yang lebih kecil menjadi umum baik di ruang angkasa maupun udara.
Menurutnya, selain persyaratan stabilitas bus, data SAR perlu disinkronkan dengan vektor status dan data tambahan. Untuk pencitraan SAR, data di atas harus seakurat mungkin. Dalam pemaparan materinya ini, kita akan mengingat pencitraan SAR dan memperkenalkan sampel sistem SAR, yaitu five airborne SARs.
Selanjutnya, Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo menyampaikan manfaat dari CP-SAR. Circular polarizations (CP) berkinerja lebih baik daripada polarisasi HH pada sudut kejadian yang lebih rendah (off nadir angle). Ia mengatakan bahwa CP menunjukkan banyak manfaat dibandingkan polarisasi linier termasuk CP menghindari kerugian polarisasi karena ketidaksejajaran. CP tidak perlu menjaga antena pemancar dan penerima dalam penyelarasan yang sama.
Ia melanjutkan bahwa CP memiliki kemampuan untuk mengurangi gangguan antara sinyal langsung dan yang dipantulkan karena propagasi multipath. CP memiliki keunggulan kekompakan dan kebutuhan daya yang rendah, karena transmisi microwave CP tidak terpengaruh oleh efek rotasi faraday di ionosfer.
Terakhir, Dr. Rahmat Arief mengatakan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang luas dan membutuhkan teknologi penginderaan jauh untuk pemantauan. Ia juga menambahkan bahwa pemantauan dengan satelit penginderaan jauh memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut diantaranya adalah cakupannya luas, perolehan konsisten, near-real time, biaya relatif murah, faktual dan aktual, serta terukur. (MD/ESP)