Mengelola Infrastruktur Sistem dan Teknologi Informasi dalam Bisnis Digital
Perubahan yang sangat cepat di lingkungan bisnis mengakibatkan harus cepat merespon perubahan-perubahan yang terjadi. Untuk mewujudkan kecepatan merespon perubahan lingkungan, banyak perusahaan memanfaatkan infrastruktur teknologi informasi (TI) untuk mengoptimalkan proses bisnis yang dimilikinya.
Infrastruktur teknologi informasi sebagai pondasi dari kapabilitas teknologi informasi yang mencakup seluruh perusahaan dalam bentuk pelayanan yang dapat dipercaya dan seringkali budgeted-for dan disediakan oleh divisi sistem informasi atau outsourced.
Internet pada awalnya dikembangkan untuk militer oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat hingga berkembang pesat sampai saat ini. Perusahaan besar seperti Google dan Apple terus bereksperimen lalu diuji coba menjadi sebuah standar yang baru.
Disampaikan Rommy Tosana Yuliawan, Customer Support Manager di Cloudflare, Inc (San Fransisco Bay Area, United States) selaku narasumber kuliah praktisi bisnis digital yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) baru-baru ini, bahwa Cloudflare memiliki slogan “Make Better Internet” yang secara tidak langsung berusaha untuk mengembangkan internet bersama perusahaan lainnya sehingga meningkatkan kenyamanan user. Salah satu hal yang dilakukan Cloudflare adalah memberikan layanan fitur secara gratis.
“Cloudflare menyediakan tiga produk dari grup pertama yaitu security, performance dan network services. Couldflare bekerja sama untuk improve job working untuk http 2.0. Couldflare berada di Jakarta dan ingin membuka cabang di Surabaya,” ujar Rommy.
Cloudflare memiliki pengguna di 200 kota, salah satunya ada di Jakarta. Selain itu, 90 persen populasi dengan 100ms. Cloudflare memiliki 9500 inter-connection. Hal ini meningkatkan kenyamanan karena langsung tertuju pada alamat yang diinginkan. Selain itu, memiliki 67 Tbps capacity. Cloudflare memiliki network di China karena melakukan kerja sama dengan perusahaan di China.
Lebih lanjut Rommy menjelaskan, komponen utama bisnis itu harus memiliki nama, sedangkan bisnis ditial harus memiliki domain yang membantu dalam menerjemahkan nama dari IP ke server. Ada connectivity internet yang menyediakan hosting server provider (id web house). Oleh karena menyediakan layanan, harus menggunakan software dan hardware yang dapat menampung banyak visitor. Selain itu, penting adanya content. Apabila kita tidak bisa membuat web sendiri, bisa pakai wprdpress atau blog in atau bisa juga langsung membeli yang sudah jadi maupun memakai provider yang sudah siap dan terintegrasi.
“Reliability, misalnya buka selama 24 jam maka harus konsistenn buka 24 jam. Selain itu, tidak ada permasalahan (no intermittent issues) karena bisa mempengaruhi google ranking bahkan mempengaruhi perspektif customer. Hal ini memberi kesempatan buat competitor untuk mendapatkan visitor,” ungkap Rommy.
Cara untuk membuat website reliability adalah dengan memiliki double server sebagai cadangan. Performance dibagi ke dalam beberapa grup tergantung kegunaannya, seperti trading saham mengharapkan low latency dan throughput lebih ke volume yang mengarah pada video streaming, serta kapasitas pada banyak user. Performance sendiri bisa mempengarhi visitor, security biasanya digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam lingkungan bisnis, seperti menghindari virus, sensitive consumer data, dan high risk transaction.
“Melakukan monitoring terhadap semua yang terjadi serta melakukan partnership. Salah satu hal yang tak kalah penting untuk menunjang performance bisnis digital adalah mencari orang yang passionate serta mencari orang yang sudah professional di bidangnya. Mencari yang Comb-Shaped employee, seperti memiliki pengetahuan tentang akuntansi dan teknologi informasi,” pungkas Rommy.
Dalam sambutannya Rifqi Muhammad, S.E., S.H., M.Sc., Ph.D., SAS., ASPM selaku Sekretaris Prodi Akuntansi UII menyampaikan bahwa Akuntansi tidak dapat lepas dari bidang keilmuan lainnya khususnya bisnis dan teknologi informasi. Materi kuliah praktisi ini akan membantu Prodi Akuntansi UII dalam mengembangkan konsentrasi di sistem dan teknologi.
“Kuliah praktisi ini juga akan menambah wawasan bagi mahasiswa bahwa digitalisasi bisnis sudah berkembang dengan pesat dan telah mengubah lanskap dari berbagai macam hal. Wawasan dan hal baru nantinya akan kita dapatkan dari mas Rommy ini,” ujar Rifqi. (A/RH).