Meneledani Pengorbanan Dari Kisah Nabi Ibrahim

Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) berkolaborasi dengan Real Masjid mengadakan Pesbuker (Pengajian Sore dan Buka Bersama) pada Minggu (16/6) di Pelataran Auditorium Abdul kahar Muzakkir Universitas Islam Indonesia (UII) dengan menghadirkan Ustadz Ijal Sanmohalil. Acara ini merupakan serangkaian dari acara Special Adha Fest 1445 H yang bertepatan dengan Puasa Hari Arafah Bulan Dzulhijjah.

Ustadz Ijal menyampaikan kajian dengan konsep santai dan interaktif dengan mengangkat tema “Tahun Ini Kurban Kambing, Sapi, Atau Perasaan?”. “Hati adalah organ yang paling rapuh. Maka untuk tidak merasa kosong, hati kita harus diisi oleh keimanan kepada Allah dengan menghadiri kajian,” tuturnya.

Dalam tausiahnya, Ustadz Ijal mengambil contoh dari kisah Nabi Ibrahim yang mau tidak mau harus mengorbankan anaknya, Nabi Ismail. Tidak hanya itu, Nabi Ibrahim pun pernah dilempar ke bara api, dan hal pertama yang Nabi Ibrahim korbankan adalah rasa tunduk dan menyerahkan segala perasaannya kepada Allah Swt.

Kurban perasan adalah hal yang paling berat untuk dialami. “Ketika kita membahas tentang bagaimana kurban perasaan, tidak hanya sekedar rasa sakit, melainkan adanya rasa ketidaknyamanan harus berada dalam situasi tersebut,” tutur Ustadz Jilal

Dalam konsep ibadah Islam, hati dan badan kita harus senantiasa tunduk kepada Allah Swt. Maka jika berbicara mengenai syariat kurban, bukan hanya uang yang harus dikorbankan, melainkan perasaan serta ego kita juga harus ditundukkan.

“Kita harus yakin kepada Allah bahwa rencana-Nya pasti lebih baik daripada rencana kita sendiri.” ujar Ustaz Ijal. Dengan demikian pula, kita sudah sampai pada titik pengorbanan kita. Dan Allah akan memberikan kita balasan yang setimpal, memberikan apa yang kita inginkan pada saat yang sudah ditentukan oleh-Nya.

Melalui kajian ini, Ustaz Ijal berharap para peserta yang hadir dapat mengambil makna dari pengorbanan, baik dalam serta senantiasa percaya pada takdir Allah Swt. (FAP/AHR/RS)