Mendulang Rupiah dari Bisnis Kursi Malas Sende
Muhammad Iqbal Rosyidi mungkin tidak seperti mahasiswa kebanyakan pada umumnya. Jika biasanya mahasiswa yang duduk di semester VIII sudah sibuk mengumpulkan curriculum vitae (CV) dan mulai was-was harus ke mana mencari kerja, Iqbal justru tengah asyik mengembangkan bisnis. Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Indonesia (UII) itu merupakan pemilik dari brand Kursi Malas Sende yang kini sedang banyak digandrungi kalangan remaja, khususnya para mahasiswa yang tinggal di rumah kos. Menggeluti bisnis sejak aktif kuliah, kini setiap bulan Iqbal dapat memproduksi ratusan kursi malas dan memasarkannya ke berbagai provinsi di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.
Ketika dikunjungi oleh Humas UII di rumah sekaligus tempat usahanya belum lama ini, Iqbal menceritakan bahwa kursi malas buatannya merupakan jenis kursi santai tanpa kaki dengan sandaran belakang yang empuk dan nyaman dipakai.
“Sende dalam Bahasa Jawa artinya bersandar. Kursi Sende ini sangat diminati karena nyaman digunakan bersantai dan mudah dibawa kemanapun. Cocok digunakan di cafe, di pinggir pantai, atau sekedar bersantai di rumah sambil menonton tv”, ujarnya.
Hobi Berbisnis Sejak SMA
Ditambahkan oleh Iqbal bahwa ide pembuatan kursi malas ini justru berasal dari kakaknya yang juga merupakan alumni UII jurusan Akuntansi. Ia berupaya menyempurnakan kekurangan produk kursi malas dari rotan yang sudah ada di pasaran. “Baru beberapa kali digunakan kursi malas rotan sudah rusak. Dari pengalaman tersebut saya berinisiatif untuk membuat kursi malas dengan bahan yang lebih kuat hingga lahirlah Sende”, kisahnya.
Awalnya bisnis itu dijalankan oleh sang kakak namun setelah kakaknya lulus, ia-lah yang melanjutkan bisnis tersebut hingga kini. Iqbal mengaku sudah hobi menjalankan bisnis sejak SMA.
“Waktu SMA dulu saya pernah jualan knalpot. Ketika kuliah saya juga ingin tetap berbisnis. Saya coba bisnis ini sama kakak. Waktu itu sengaja ambil kuliah sampai jam 12 (siang), setelah pulang dari kampus barulah saya bergelut dengan kursi ini” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa tidak ingin terus bergantung dengan orang tua khususnya dalam masalah ekonomi sehingga merintis bisnis meski masih berkuliah.
Andalkan Promosi Lewat Sosial Media dan Online
Hingga saat ini, sudah ribuan buah kursi malas telah berhasil dipasarkan Iqbal. “Kalau lagi sepi sebulan bisa laku 80-100an buah. Kalau lagi rame bisa sampe 300 (pcs) per bulan. Sampai sekarang sudah ribuan yang sudah kita jual”, ungkapnya. Dalam 3 tahun ini kursi malas miliknya telah berhasil dipasarkan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Selain dipasarkan langsung, Iqbal juga memanfaatkan teknologi Internet dan Sosial Media untuk menggencarkan promosi. Ada 2 jenis model kursi yang ia tawarkan yakni kursi Sende polos dan kursi Sende motif. Untuk harganya, ia membanderolnya dengan harga cukup murah. Kursi malas sende polos bisa didapatkan dengan harga Rp 180.000 sedangkan kursi malas dengan motif seharga Rp 205.000 per pcs.
Menurutnya, harga tersebut sepadan dengan kualitas yang didapatkan. Sende menggunakan kerangka besi penopang kursi yang dilapisi cat dengan sistem powder coating sehingga membuat cat lebih tahan terhadap goresan lantai. Selain itu, ia juga melapisi sandaran kursi dengan busa jenis rebounded yang lebih awet dan empuk. Sedangkan kain pembungkus busa dan sandaran didapatnya dari pemasok kota Yogya. “Sende sangat awet, dipakai lima tahun dengan pemakaian normal rangkanya masih kuat”, ucap Iqbal meyakinkan.
Ke depannya, Iqbal berharap dapat mengembangkan bisnisnya dengan produk-produk lainnya yang lebih inovatif. Selain itu, Iqbal juga berharap akan ada semakin banyak mahasiswa seperti dirinya yang bisa memulai bisnisnya sendiri. “Semua memang butuh proses yang panjang, butuh perjuangan. Tapi kita bismillah aja, jalanin aja. Kita juga harus punya inovasi dan kreasi yang berbeda dengan yang lain” tutupnya.
Laporan : Bayu Kurniahadi & M. Hidayat Hasan