Mendorong Pemahaman Standar untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) bersama dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan seminar literasi dan informasi yang bertajuk “Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian” pada Kamis (31/10) di Ruang Audiovisual, Gedung Moh. Hatta, Perpustakaan Pusat UII. Seminar ini menghadirkan jajaran pembicara utama dari Pusat Data dan Informasi Badan Standardisasi Nasional (Pusdatin BSN), Zul Amri, Dosen Jurusan Teknik Industri UII, Dr. Ir. Agus Mansur, S.T., M.Eng.Sc., dan Pustakawan Muda, Muhammad Bahrudin. Adapun peserta seminar merupakan delegasi dari civitas akademika UII, tenaga pendidik, mahasiswa, dan staff Humas BSN.
Acara seminar dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., dengan ucapan syukur atas kesempatan berkumpul untuk membahas pentingnya standarisasi dalam pendidikan tinggi. Harapannya, seminar ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya standar kualitas.
“Juga dalam dunia pendidikan, kita sebagai institusi pendidikan juga perlu menyadarkan masyarakat akan pentingnya memperhatikan. Khususnya ketika memilih program studi, memilih lembaga pendidikan juga memperhatikan standar-standar agar nanti tidak asal memberikan kejasaan. Tetapi ketika lulus itu ya memang kompetensinya itu bisa dicapai atau bisa bersaing dengan masyarakat,” ujarnya.
Pada materi pertama dengan topik Standardidasi dan Penilaian Kesesuaian, Zul Amri memaparkan bahwa secara prinsipnya standardisasi memiliki dua hal. Pertama, untuk melindungi pengguna melalui jaminan kualitas produk yang dihasilkan. Kedua, untuk meningkatkan daya saing, terutama dari sisi perusahaan.
Menurutnya, standardisasi menjadi penting karena dengan adanya standar, produk dapat diterima lebih baik di pasar domestik maupun internasional. Ia juga menekankan bahwa standardisasi bukanlah hasil riset baru, melainkan kumpulan pengalaman terbaik yang telah melalui diskusi mendalam dan diterima oleh berbagai pihak. Dalam konteks bisnis, standardisasi dapat membantu produk lebih mudah diterima dan bersaing di pasar.
“Jadi, kalau kita mau nanti mau bisnis segala macam, mau produk kita lebih baik, mau produk kita lebih diterima, maka semuanya itu harus distandardisasi,” ungkapnya.
Karenanya, Zul Amri mengajak seluruh pihak, terutama mahasiswa dan pelaku usaha, untuk mendukung dan mengembangkan standardisasi ini sebagai bagian dari upaya perbaikan mutu produk dan layanan. “Jadi, saya sendiri berharap kepada semuanya, ayo kita sama-sama mengembangkan standardisasi ini dan kita belajar caranya,” pungkasnya.
Gelar wicara kedua membahas tentang Peran Penting Standardisasi Dalam Menjaga Kualitas, Daya Saing, dan Keberlanjutan Industri yang dibersamai oleh Dr. Ir. Agus Mansur, S.T., M.Eng.Sc. Ia berpendapat bahwa industri harus menguasai tiga aspek penting agar dapat bertahan. Pertama, kualitas produk atau layanan yang harus selalu dijaga. Kedua, daya saing, karena kualitas tanpa daya saing akan lemah. Ketiga, sustainability, di mana industri perlu memastikan kesinambungan agar dapat terus berkembang di masa depan. Jika ketiga aspek ini tidak dikuasai, maka industri akan mengalami kemunduran.
“Nah, kualitas, daya saing, dan keberlanjutan industri itu ternyata merupakan salah satu kunci untuk mendapatkannya adalah standardisasi. Kalau tanpa standardisasi, kualitas akan berkuatif nilainya. Kalau kita tidak punya standardisasi, daya saing kita juga akan lemah,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ia juga menekankan bahwa standardisasi penting untuk meningkatkan nilai konsumen, seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna. “Mau tidak mau, suka tidak suka, standardisasi itu menjadi hal yang harus diperhatikan. Maka di sini kita akan sampaikan bahwa standardisasi itu akan meningkatkan value to customer,” imbuhnya.
Terakhir, Muhammad Bahrudin memaparkan materi terkait dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Corner sebagai Akses Sumber Informasi dalam Mendukung Mutu Pembelajaran. Ia menjelaskan bagaimana mahasiswa dan civitas akademik dapat mengakses informasi mengenai SNI yang relevan dengan bidang studi mereka. Narasumber menjelaskan adanya SNI Corner di perpustakaan UII untuk akses gratis ke SNI dan e-learning dengan 70 modul terkait standardisasi. Selain itu, ada penjelasan tentang platform untuk mengecek produk yang telah bersertifikat SNI dan dukungan bagi UKM dalam penerapan standar melalui akreditasi dan pendampingan oleh BSN.
“Semoga bisa dimanfaatkan oleh kawan-kawan semuanya sebagai bukti pengembangan kompetensi yang nanti bisa dimanfaatkan ketika teman-teman terjun ke lapangan, baik itu masuk di dunia kerja maupun ketika punya usaha tersendiri, untuk memahami bagaimana proses, mekanisme, berusaha sesuai dengan standar yang sudah ada,” pungkasnya. (AT/AHR)