,

Mendaur Ulang Sampah Menjadi Berkah

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (PSTL FTSP UII) menggelar acara “Enviro Festival, Recycle Fair: Connect, Learn and Act”. Acara dihelat di Hall & Innercourt FTSP UII Gedung Mohammad Natsir FTSP UII pada Sabtu (5/8).

Acara yang merupakan salah satu rangkaian penyambutan mahasiswa baru tersebut, dihadiri oleh kurang lebih 140 peserta dengan 60 di antaranya merupakan mahasiswa baru PSTL UII.

Enviro Festival ini diisi dengan talkshow yang menghadirkan tiga pembicara, yakni Arief Susanto (Co-Founder & CEO Dus Duk Duk, PT. Kreasi Karya Raya), Mutia Bunga (Seniman dan Insiator Tastic Plastic), dan Rifqi Dwantara (Founder Paste Lab). Di samping itu, audiens juga diajak mempraktikkan daur ulang sampah melalui Praktik Ecoprint, Praktik Lilin Minyak jelantah, Praktik Eco Enzyme, Praktik Pengomposan serta Praktik Pilah Sampah.

Wakil Dekan FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, M.T., mengapresiasi adanya acara Enviro Festival ini. Menurutnya, dengan adanya acara ini bisa memberikan kesadaran dan pembelajaran kepada mahasiswa khususnya, terkait pengelolaan sampah.

“Saya sangat mengapresiasi acara ini, penanganan sampah memang sudah menjadi tanggung jawab semua unsur dari yang terkecil sampai puncak tertinggi, harus saling bahu membahu,” ungkapnya.

Ia juga menyinggung permasalahan ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. “Secara teori dan hukum, penanganan sampah saat ini masih menggunakan level rendah yaitu sampah ditempatkan di satu tempat, sayangnya TPA Piyungan ditutup, mau menuju ke level pemanfaatan belum optimal,” tuturnya.

Di akhir sambutannya, Ia berharap acara Enviro Festival tetap berlanjut untuk memberikan kesadaran dan pembelajaran terkait pengelolaan sampah. “Kegiatan ini wajib dilanjutkan, biar kita semua memiliki kemampuan optimal untuk membantu mengelola sampah,” pungkasnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua PSTL UII, Dr. Eng. Awaluddin Nurmiyanto, S.T., M.Eng. “Enviro Festival ini sebagai jembatan buat kita semua belajar mengelola sampah yang benar agar bisa berkontribusi nyata,” ungkapnya.

Momentum ditutupnya TPA Piyungan saat ini, menurutnya sebagai penggugah membangkitkan semangat untuk memberikan kontribusi terhadap pengelolaan sampah yang lebih baik.

Ia menilai sampah bukan hanya sekedar sampah karena ia adalah sumber daya yang dapat diupayakan dengan berbagai kreativitas. “Kegiatan ini bisa memberikan semangat positif bagi kita semua untuk tetap optimis, bisa mengelola sampah dengan baik,” tutupnya. (LMF/ESP/RS)