,

Menanamkan Mindset Pengusaha Sejak Masih Muda

Berkembangnya digitalisasi perekonomian telah menjadikan Indonesia sebagai pasar yang terus tumbuh, khususnya dengan pertumbuhan bisnis startup. Pada 2016, Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah startup tertinggi di Asia Tenggara, yakni berjumlah sekitar 2000 startup. Pertumbuhan startup ini diprediksi akan terus meningkat hingga 6,5 kali lipat pada 2020. Tumbuhnya bisnis startup tersebut mengindikasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian menguat ke depan.

Hal tersebut menjadi topik diskusi pada penyelenggaran acara Ngobrol Tempo dengan tema “Mencari Ide dan Menentukan Bisnis” yang diselenggarakan oleh Direktorat Humas Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan Koran Tempo, Jum’at (20/10), di Auditorium Prof. Dr. Abdulkahar Mudzakkir UII. Jalannya acara dibuka oleh Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D. dan diikuti oleh 350 peserta dari kalangan mahasiswa dan umum.

Sementara para pembicara yang hadir antara lain Founder of Kulina.id, Andy Fajar Handika., Founder of Rego Pantes, Wim Prihanto., Founder of Cera Production, Rizal Kasim., Manager Inkubator Bisnis UII, Rinita Hanum dengan moderator acara  Pemimpin Redaksi Koran Tempo, Budi Setyarso.

Dalam sambutannya Nandang Sutrisno menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan ngobrol tempo merupakan kegiatan yang sangat baik untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada anak muda khususnya mahasiswa yang mempunyai minat untuk memulai atau mengembangkan bisnis. “Tema yang diangkat ini sangat relevan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda terkait tantangan dan peluang dalam mengembangkan bisnis startup dari pelaku bisnis yang kompeten dibidangnya,” tuturnya.

Sementara disampaikan Andy Fajar Handika dalam materinya bahwa ketika mencari ide bisnis dimulai dengan melihat masalah yang perlu diselesaikan atau melihat potensi bisnis yang ada di sekeliling kita. “Langkah pertama dalam memulai ide bisnis ialah kenali dulu problemnya apakah ada masalah yang perlu diselesaikan, kemudian cari apakah ada potensi yang mau digarap,” ucapnya.

Ditambahkan oleh Wim Prihanto bahwa dalam mengembangkan bisnis terdapat banyak kemungkinan yang terjadi dan semuanya bukanlah sesuatu yang berjalan mulus sehingga diperlukan strategi untuk mempertahankannya. “Tidak semua bisnis langsung berhasil, namun kita harus tetap berjuang untuk mempertahankan bisnis kita, jangan mudah kapok, serta habiskanlah jatah gagal sejak awal,” pungkasnya.

Sementara Rizal Kasim menyampaikan bahwa mahasiswa perlu perencanaan yang matang sejak dini untuk menentukan masa depannya agar dapat mengatasi problem ketenagakerjaan di Indonesia saat ini yang kurang membahagiakan. “Yang bisa memotivasi kita ialah diri kita sendiri, harus mulai direncakan sejak sekarang kalau sudah lulus kuliah mau ngapain, karena tidak semuanya harus berfikir kalau lulus mau jadi karyawan atau pegawai,” paparnya.

Lebih lanjut Rinita Hanum menyatakan bahwa setiap orang yang mempunyai minat bisnis pasti akan menemukan titik motivasinya sendiri untuk menjalankan dan mengembangkannya. “Lakukan apa yang kalian suka, saya yakin bahwa dengan passion, opportunity, jadikan kegagalan sebagai pelajaran, ide bisnis akan running dengan sendirinya,” ungkapnya. (IHD/RS)