Mempertahankan Bisnis dengan Teknologi Informasi
Program Studi Informatika Program Magister Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan webinar bertajuk Teknologi Informasi menuju Lompatan atasi Krisis (TILIK) Covid 19, pada Sabtu (16/1). Webinar menghadirkan Ahmad M. Raf’ie Pratama, S.T., MIT., Ph.D. dan Muhammad Fadlan, S.Kom., M.Kom. sebagai pembicara.
Ketua Program Studi Informatika Program Magister UII, Izzati Muhimmah, S.T., M.Sc., Ph.D. mengemukakan penyelenggaraan webinar bertujuan untuk berbagi ilmu dan pengalaman, serta memberikan pengetahuan terkait penelitian Sistem Informasi Enterprise kepada masyarakat.
“Melalui aktivitas-aktivitas ini, diharapkan Program Studi Teknik Informatika Program Magister, khususnya konsentrasi Sistem Informasi Enterprise juga dapat mengenalkan diri kepada masyarakat,” tuturnya saat menyampaikan sambutan.
Materi berjudul Online Gig Economy: Peluang Emas di Masa Pandemi disampaikan Dosen Informatika UII Ahmad M. Raf’ie Pratama. Penelitian yang saat ini sedang dilakukan bersama mahasiswa bimbingannya ini meneliti tentang peran dari online gig economy, terutama hubungannya dengan masa pandemi yang menjadi peluang emas untuk semua orang. “Gig economy ini bisa dibilang sistemnya itu adalah pekerjaan lepas,” jelasnya.
Ahmad juga menyampaikan mengenai empat sektor dari online gig economy, yaitu asset-sharing services, transportation-based services, professional services, dan hanmade good, household & miscellaneous services.
“Penyedia jasa dan pengguna jasa professional services sangat banyak di Indonesia. Diantara semua jenis online gig yang ada di Indonesia, professional services adalah yang paling potensial bagi kita untuk menjadikan mata pencarian atau untuk bertahan hidup di masa pandemi,” ujarnya.
Ahmad menjelaskan, services adalah peluang emas di masa pandemi, dimana bisa bekerja dari rumah dengan syarat skill yang dipunyai dan memiliki platform marketplace/social media untuk memasarkan jasa. “Untuk online gig, Facebook masih menjadi juara sebagai social media dalam menawarkan jasa,” tandasnya.
Selanjutnya pemaparan materi IT Internal Control di Masa Pandemi dan Bagaimana Mengatasinya disampaikan Muhammad Fadlan. Menurut Fadlan peran IT di era pandemi ini cukup besar karena sudah digunakan secara masif.
“Saya dapat katakan bahwa Covid-19 memaksa penggunaan IT oleh berbagai organisasi dalam mendukung proses berbisnis. Suka tidak suka atau mau tidak mau kita harus tetap memanfaatkan IT agar setiap proses bisnis kita itu dapat berjalan dengan lancar,” sebutnya.
Fadlan juga mengatakan pemanfaatan IT tidak serta merta akan membawa dampak positif seratus persen. Jadi, misalnya dengan adanya pandemi semua kegiatan bisnis beralih ke online menggunakan perangkat IT. “Banyak organisasi yang lupa atau bahkan tidak sadar terkait akan adanya berbagai risiko yang dapat mereka hadapi dengan memanfaatkan IT tersebut. Misalnya ancaman penyalahgunaan hak akses, pembobolan data, atau kesalahan dari pengguna IT itu sendiri,” terangnya.
Fadlan lebih lanjut memaparkan bahwa salah satu cara untuk menghadapi atau meminimalisasi berbagai macam risiko yang terjadi dalam organisasi, yaitu dengan menerapkan sistem pengendalian internal. Dengan adanya pengendalian internal ini, setiap organisasi mampu memastikan keandalan dan akurasi dari informasi yang dimiliki, dapat mencegah kecurangan dalam aktivitas bisnis, dan dapat melindungi berbagai informasi yang berharga, serta mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas daripada operasi bisnis.
Penilaian pengendalian internal penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana posisi pengendalian internal yang dimiliki oleh setiap organisasi. “Karena setiap organisasi yang memiliki pengendalian internal yang lemah, maka produktivitas perusahaannya cenderung rendah bahkan bisa mengurangi efektivitas dan kinerja individu maupun organisasi itu sendiri,” ujar Fadlan.
Dikatakan Fadlan, framework coso internal control merupakan salah satu pedoman komprehensif yang dapat digunakan terkait dengan pengendalian internal. COSO memiliki lima komponen dan tujuh belas prinsip untuk melakukan proses penilaian terhadap sistem pengendalian internal dari sebuah organisasi. “Good internal control is key to your business success,” tutup Fadlan. (MDL/RS)