Memetik Peluang Emas dari Era Society 5.0
Laboratorium Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LabMa UII) mengadakan acara Seminar LabMa Scientific Fair 2022 yang bertajuk “The Role Of Youth in Term Of SDGs On Preparation for Society 5.0 Era” pada Sabtu (17/12). Acara yang diselenggarakan di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir ini menghadirkan narasumber Alumni The University of Edinburgh (LPDP Scholarship) dan Pemerhati Pendidikan dan Perempuan, Birrul Qodriyyah dan Koordinator Startup Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Sonny Sudaryana.
Pada sesi penyampaian materi, Birrul Qodriyyah mengungkapkan pada era super smart society (Society 5.0), berbagai jenis pekerjaan akan hilang tergantikan teknologi, tetapi akan muncul berbagai jenis pekerjaan baru. Dalam hal ini, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM.
“Untuk menghadapi tantangan era society 5.0, bidang pendidikan harus direvolusi dan berorientasi pada pembelajaran yang lebih modern untuk menyiapkan lulusan kompeten dan mampu memasuki lapangan pekerjaan yang dibutuhkan dunia. Hal ini senada dengan SDGs tujuan keempat, yaitu meningkatkan kualitas mutu pendidikan dan merata sehingga dapat menjangkau tempat atau desa terpencil untuk mengatasi kesenjangan pendidikan,” ungkapnya.
Birrul Qodriyyah juga menjelaskan bahwa kemudahan pembelajaran daring yang didapatkan sekarang, juga masih menyisakan kekurangan tersendiri. “Ada dampak negatif yang ditimbulkan dari pembelajaran jarak jauh, seperti loneliness, social isolation, dan low motivation sehingga pembelajaran kurang maksimal karena mengalami stress yang cukup tinggi, sehingga dibutuhkan perencanaan pembelajaran yang kreatif dan evaluasi pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,” jelasnya.
Selanjutnya, Birrul Qodriyyah juga menjelaskan pentingnya tujuh kemampuan penting yang wajib dikuasai, yaitu focus and self control, perspective taking, communication, making connection, critical thinking, taking on challenge, dan self directed. “Kemampuan 7 essential skill sangat penting dalam memutuskan tindakan yang dilakukan. Dan ini dapat dilatih dengan mengikuti kegiatan organisasi di kampus sehingga dapat melatih kepemimpinan, tanggung jawab, dan manajemen waktu,” jelasnya.
Terakhir, Birrul Qodriyyah juga mengingatkan untuk tetap produktif dengan mengoptimalkan peran penting teknologi namun kitalah yang berperan aktif untuk tetap mengendalikannya.
Sementara, pada sesi materi kedua, Sonny Sudaryana mengungkapkan bahwa sebanyak 77% penduduk Indonesia berada di usia produktif dan merupakan pengguna aplikasi online. Peningkatan penggunaan teknologi meningkat drastis pada masa pandemi sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Menurutnya, pemerintah perlu memfasilitasi pembangunan sarana dan prasarana prioritas untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan perkembangan teknologi seperti high-spend internet infrastructure, digital economy ecosystem, human capital, dan national data center. “Kehadiran sarana dan prasarana mampu membuat mudah semua pihak dalam pembangunan ekonomi secara optimal sehingga pentingnya memanfaatkan dan menjaga keutuhan sarana prasarana tersebut,” ungkapnya
Tidak hanya itu, Sonny Sudaryana juga mengatakan pentingnya mempelajari Bahasa Inggris di samping skill penting lainnya. Menguasai Bahasa Inggris akan memudahkan memahami teknologi baru karena bahasa tersebut selalu digunakan pada setiap pengenalan dan peluncuran teknologi baru.
Terakhir, Sonny Sudaryana berharap dengan adanya kemudahan teknologi yang dapat di akses di mana saja, untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam peningkatan produktivitas dan kualitas diri sehingga dapat meningkatkan kemajuan dan penghidupan merata di seluruh wilayah Indonesia. “Kini, membangun bangsa bisa di mana saja dan kesempatan untuk penghidupan yang lebih baik tidak hanya berputar di kota besar. Dengan internet dan kolaborasi, kita ciptakan inovasi!,” pungkasnya. (PN/ESP)