Membangun Startup Dari Kampus
Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Kembali hadir di 20 kota dan salah satunya di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada Rabu (14/7). Bekerjasama dengan Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) UII, acara ini dilakukan guna mempopulerkan dunia digital di Yogyakarta.
Kegiatan yang dilaksanakan secara daring tersebut, dipandu langsung oleh Manajer Pengembangan Inovasi IBISMA UII, Achmad Zankie. Sementara salah satu sambutan disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), Boni Pudjianto dalam keynote speech-nya mengajak mahasiswa dan alumni perguruan tinggi untuk mengedepankan entrepreneur sebagai bagian dari pembelajaran. “Kami mengharapkan hal ini menjadi sebuah bagian dari kontribusi dalam kurikulum di perguruan tinggi. Mahasiswa nantinya juga bisa menciptakan lapangan kerja baru di masa depan”, tuturnya.
Pada sesi bincang-bincang, CEO QISCUS, Delta Purna Widyangga mendefinisikan startup sebagai sebuah perusahaan yang didesain untuk tumbuh dengan cepat. Menurutnya, pertumbuhan adalah hal yang terpenting dalam dunia startup.
”Ada beberapa hal yang membuat startup itu sukses dan ada juga beberapa hal yang membuat startup itu tidak sukses. Diantaranya adalah sebagian besar membuat produk tapi tidak ada yang pakai, atau uangnya habis, atau timnya kurang kreatif, dan tidak tumbuh dengan cepat”, ujarnya.
Ia berbagi tips bahwa startup harus fokus terhadap problem dan solusinya. Jangan memulai dari solusi yang mencari problem. Jadilah orang yang selalu mendengarkan dan melihat sekitar. Ada banyak sekali masalah yang ada di Indonesia yang perlu dipecahkan.
Kedua, pastikan menemukan Co-Founder yang tepat. Ketiga, pastikan proses membangun orang diperhatikan dengan baik. Keempat, percepat pertumbuhan dan yang terakhir adalah perhatikan nilai-nilai performa perusahaan.
Sementara CEO Masukkerja yang juga alumni UII, Rizaldi Saeful Rohman menyebutkan bahwa startup-nya berusaha memberikan solusi dalam mendapatkan informasi, soft skills, dan assessment sebelum masuk ke dunia kerja yang lebih kompetitif.
“Masukkerja sendiri baru masuk ke 1000 Startup Digital pada tahun 2020 kemarin dan merasa terbantu sekali karena kami dibantu tentang pengembangan aplikasi selama satu bulan oleh KOMINFO itu sendiri”, kata Rizaldi.
Sedangkan, Mugi Rahayu Wilujeng memperkenalan Womenwill Yogyakarta sebagai program dari Google Indonesia untuk memberikan pelatihan UMKM terutama wanita berupa komunitas dan panel digital.
Direktur IBISMA UII, Amaria Dila Sari, S.T., M.Sc. selain menyambut baik kegiatan ini juga mengenalkan IBISMA sebagai inkubator bisnis kepada peserta webinar dalam presentasinya.
Sebagai akademisi, Amaria menilai startup di bidang pendidikan berkembang pesat, di samping bidang-bidang lainnya. Ia mencontohkan aplikasi Halodoc menjadi contoh produk startup digital di bidang kesehatan. Di masa pandemi, startup perlu lebih berinovasi, khususnya startup yang bergerak di bidang pariwisata.
Sebagai kalimat penutup acara, ia menambahkan memberi informasi bahwa di IBISMA sendiri menawarkan pelatihan-pelatihan gratis yang dapat diikuti oleh semua mahasiswa atau alumni UII yang ingin belajar atau mengembangkan startup mereka. (KNR/ESP)