Membangun Hubungan Keluarga dan Komunitas dengan Psikologi Spiritual

Program Studi Psikologi Program Magister (MAPSI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kuliah umum bertema “Spiritual Psychology in Building Harmonious Family and Community” pada (26/02) di Auditorium Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII yang diikuti tidak hanya oleh mahasiswa Program Magister Psikologi UII, namun juga terbuka untuk umum.

Acara yang dimoderatori oleh Wanadya Ayu Krishna Dewi, S.Psi., M.A. selaku Dosen Jurusan Psikologi FPSB UII ini dibagi menjadi dua sesi materi yaitu sesi pertama diisi oleh Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Psikologi Program Profesi, Dr. Sus Budiharto dan sesi kedua diisi oleh Prof. Uichol Kim dari Inha University, Korea.

Dr. Sus menjelaskan pada sesi pertama bahwa psikologi spiritual dalam Islam sangat lekat dengan psikologi kenabian yang menjadi contoh bagi sesama manusia dari para nabi dan rasul khususnya Nabi Muhammad saw.

“Dalam pendekatan psikologis, hendaknya ketika seseorang menemui suatu problematika kehidupan orang itu melakukan dialog kognitif yang memikirkan solusi yang akan dilakukan Nabi Muhammad SAW jika menemui permasalahan tersebut. Pendekatan ini diperkuat dengan dalil ayat Al-Quran Surah Al-Ahzab ayat 21 yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW ditetapkan sebagai teladan bagi manusia,” ungkap Dr. Sus dalam pemaparan materi.

Lebih lanjut, saat belajar, mahasiswa hendaknya juga menghadirkan kesadaran ilahiah dan menyeimbangkan dengan kesadaran ilmiah karena pada dasarnya segala ilmu pengetahuan berasal dari Allah Swt yang selanjutnya dipergunakan untuk kemaslahatan umat manusia.

Dr. Sus juga menyarankan kepada mahasiswa khususnya saat melakukan riset penelitian tugas akhir untuk tidak mengabaikan pengalaman yang dialami oleh diri sendiri ataupun orang terdekat agar kegiatan menuntut ilmu menjadi haqqul yaqin.

“Kemudian dalam menuntut ilmu seseorang harus senantiasa berpikir positif. Psikologi jiwa harus selalu di-tazkiyah agar nur semakin baik dan memberikan getaran yang positif,” jelasnya.

Sesi kedua, pembahasan mengenai psikologi spiritual dilanjutkan oleh Prof. Uichol Kim. Menurutnya, jika ilmu pengetahuan dan agama dipisahkan, maka akan terjadi error dalam pemahaman sains karena agama adalah kunci utama penafsiran ilmu untuk kemaslahatan manusia. Beberapa poin penting juga ditambahkan oleh Prof. Uichol Kim mengenai pengaruh psikologi spiritual dalam keharmonisan keluarga dan komunitas masyarakat.

“Bahwa hari raya umat Islam, yaitu Idul Fitri dirayakan sebagai hari kemenangan dan dirayakan bersama dengan anjuran silaturahim dan saling memaafkan. Momen Idul Fitri merupakan ajaran religi yang sangat sesuai dengan penelitian ilmiah yang diadakan Harvard Longitudinal Study of Adult Development yang menghasilkan hasil penelitian bahwa seseorang yang memiliki hubungan baik dengan orang lain berusia lebih panjang dari orang yang individualistis dan pemarah. Manusia adalah makhluk sosial dan kesendirian bukanlah kodrat dari manusia,” jelas Prof. Uichol Kim. (AAO/AHR/RS)