Membangun Ekosistem Inovasi Mahasiswa
Student Festival UII (StuFest UII) kembali menghadirkan talkshow bertema menarik yakni “Hilirisasi Inovasi Mahasiswa” yang diadakan pada Sabtu (13/11). Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual melalui YouTube tersebut, dipandu langsung oleh mahasiswa berprestasi jurusan Psikologi, Aura Nabila. Acara talkshow ini juga menghadirkan dua pembicara, Amaria Dilla Sari, S.T., M.Eng., Kepala Divisi Pengembangan Kewirausahaan Simpul Tumbuh UII, dan Hasyim Abdullah S.T, alumni UII sekaligus CEO Startup Algist.
Dalam perkenalannya, Hasyim membagikan pengalamannya yang berhasil mendapatkan medali emas dan medali perunggu dalam kompetisi PIMNAS 2018. Dari berbagai pengalamannya yang banyak terkait dengan bidang ristek dan teknologi, inilah yang membuatnya bersemangat untuk terus berinovasi dan berkarya. Hilirisasi sendiri, kata Hisyam, bisa dikatakan sebagai proses mendekatkan hasil riset dan inovasi kepada penggunanya.
Menurutnya, untuk mengembangkan inovasi di dunia luar hal yang perlu dilakukan adalah jangan terlebih dahulu terfokus pada industrinya. Melainkan bagaimana menjadikan ekosistem riset atau mindset riset itu terbentuk. Kemudian, untuk hilirisasinya adalah mengembangkan mindset riset yang sudah terbentuk tersebut difokuskan kepada industrinya.
Contohnya, yaitu dengan memikirkan produk yang akan dibuat dengan menyesuaikan riset pasar yang telah dilakukan. Ia menambahkan, bahwa sangat penting dilakukan mengetahui masalah yang sedang muncul di kehidupan sekitar untuk dijadikan ide atau gagasan dalam mengawali sebuah inovasi.
Sementara, Amaria Dilla Sari sebagai speaker kedua menjelaskan bahwa adanya Direktorat Simpul Tumbuh ini sebagai salah satu upaya mengembangkan ekosistem entrepreneur university.
Pihaknya cukup konsen mendukung program-program yang berkaitan dengan kewirausahaan, seperti IBISMA dan LSP UII. IBISMA sendiri bergerak dalam program pendampingan startup dari awal hingga mempertemukannya dengan beberapa mitra.
Sebagai akademisi, Amaria menyampaikan bahwa saat ini startup di bidang pendidikan sangat berkembang pesat. Ia juga mencontohkan aplikasi Halodoc, sebagai salah satu contoh produk startup digital di bidang kesehatan. “Sedangkan untuk startup di bidang pariwisata, perlu sekali adanya inovasi-inovasi yang ditumbuhkan terutama dalam kondisi pandemi seperti ini”, tambahnya.
Setelah sesi panel diskusi berakhir, Aura, mempersilahkan para narasumber untuk memberikan beberapa motivasinya bagi para mahasiswa agar memiliki jiwa semangat berkarya dan mengembangkan inovasinya sebagai penerus bangsa.
Para pembicara pun sepakat menekankan peluang dan pengalaman adalah hal yang sangat penting untuk digali, dicoba, dan dipelajari. Sebagai generasi muda yang memasuki industri 5.0 ini, mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada dan sekecil apapun untuk dicari pengalamannya sebagai bekal di masa depan nanti. Mahasiswa saat ini luar biasa karena mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru terlebih di masa pandemi. Oleh karena itu, diharapkan mereka tidak mudah mengeluh di suatu kondisi apapun dan mampu mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada. (KNR/ESP)