Membagi Waktu Kuliah Sembari Bekerja
Warung Prancis Universitas Islam Indonesia (WP UII) menggelar bincang-bincang live di Instagram (@wpuii) dengan topik kuliah sembari kerja sambilan di Prancis, pada Kamis (18/6). Aldrina Yunita, salah satu mahasiswa S2 di Prancis berbagi kisahnya bagaimana membagi waktu bekerja guna menambah penghasilan dan tidak mengganggu jadwal kuliah dan mengerjakan tugas.
Aldrina Yunita mengatakan selama kuliah di Prancis melakukan pekerjaan di sebuah restoran di bagian dapur. “Awalnya aku nyari info lowongan pekerjaan, namun akhirnya ada teman di PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) yang menawarkan pekerjaan, hingga akhirnya saya bekerja di sini. Kalau kalian ke Prancis, harus suka main dengan anak-anak PPI karena banyak rekomendasi,” pesannya.
Ia menambahkan, hal lain yang juga tak kalah penting adalah bisa berbahasa Prancis. Selain itu juga harus punya asuransi kesehatan dan jaminan sosial. “Saat kalian bekerja di sini biasanya akan diminta paspor. Agar terjamin kelegalan kalian saat datang di sana. Salah satu aturan kerja bagi mahasiswa di Perancis yaitu waktu kerja dikurangi sebanyak 60% dari jam kerja seharusnya,” ungkapnya.
Aldrina Yunita menerangkan, durasi legal di Prancis rata-rata 20 jam perminggu untuk bekerja, Jika lebih dari waktu tersebut maka termasuk illegal dan bermasalah dengan hukum di Prancis. “Jika mau kerja di sini sebagai student, usahakan cari pekerjaan yang legal dan harus minta kontrak yang jelas,” pesannya.
Ia mengaku alasan pertama bekerja karena didorong oleh kebutuhan, terlebih dalam menempuh studi bukan dari beasiswa melainkan dibiayai orangtua. Kondisi ini mendorong keinginannya untuk mencari tambahan (pemasukan), terlebih biaya hidup di Prancis relatif mahal. Selain itu juga didasari keinginan mencari pengalaman lebih. “Kebetulan waktu kuliah saya di sini juga banyak senggang, berpeluang untuk mengisi waktu dengan bekerja,” ucapnya.
“Selain itu, dengan bekerja juga meningkatkan keahlian dalam berbahasa Prancis, karna bahasa yang dipelajari ditempat les (formal) dengan bahasa yang dipakai banyak berbeda. Juga dapat menambah relasi dan banyak teman. Dengan bekerja saya merasa banyak terbantu di berbagai aspek,” imbuhnya.
Adapun dalam membagi waktu, mahasiswa diberi waktu yang fleksible sehingga bisa menentukan waktu kapan masuk kerjanya. “Misal saya ambil jadwal kerja ketika weekend (Sabtu dan Minggu), kemudian pada Senin sampai Jumat saya gunakan untuk kuliah. Pinter-pinterlah nyari pekerjaan yang tidak banyak menuntut waktu kita, agar waktu untuk kuliah juga tidak terganggu,” ungkap Aldrina Yunita. (FNJ/RS)