Memaknai Muharram Dengan Muhasabah
Ikatan Keluarga Ibu-Ibu Universitas Islam Indonesia (IKI UII) menyelenggarakan acara pengajian memaknai Bulan Muharram pada Jumat (26/08) di Gedung Prof. dr. Sardjito UII. Acara ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan gratis bagi para peserta yang meliputi cek tekanan darah, gula darah, asam urat, kolesterol, dan osteoporosis. Diharapkan kegiatan rutin ini dapat meningkatkan kualitas diri dan keluarga.
Erlina Marfianti, M.Sc., Sp.PD mewakili Fakultas Kedokteran (FK) UII sebagai penyelenggara tahun ini menyampaikan harapannya agar acara pada hari ini dapat memberikan manfaat. Pemeriksaan kesehatan sebelum acara diharapkan menjamin seluruh anggota IKI senantiasa terjaga kesehatan lahir batinnya.
Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom., Cand.Merc., Ph.D. selaku ketua IKI UII mengingatkan kembali jika IKI merupakan suatu perkumpulan sosial yang menganut nilai-nilai kekeluargaan dan Pancasila. Hadir kembali dalam bentuk kegiatan luring diharapkan dapat meningkatkan makna sosial itu sendiri.
Hal itu juga diamini oleh pembicara pada ceramah, dr. Agus Taufiqurrahman, M. Kes., Sp.S., “Orang yang gemar bersilaturahmi akan memiliki umur yang panjang,”.
Menelisik suatu makna pertemuan adalah kegiatan bersosial, hal tersebut tidak lepas dari perintah agama Islam. Dia menjelaskan bahwa Al Quran sudah memerintahkan umat Islam untuk bersilaturahmi sejak 14 abad yang lalu.
Kini perintah tersebut pun sudah dibuktikan secara ilmiah di Harvard University. Perintah silaturahmi dipertegas dengan ayat yang menyatakan tidak akan masuk seorang hamba yang suka memutus tali silaturahmi.
Dalam acara anjangsana hari ini, dia mengajak para peserta untuk memaknai Bulan Muharram sebagai waktu untuk bermuhasabah atau bercermin. Bukan hanya melihat fisik kita, namun lebih dari itu adalah melihat kualitas perilaku kita. Hendaklah melihat apa yang sudah dilakukan hari ini dan pikirkan apa yang akan dilakukan besok hari untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik.
Ada satu kisah menarik yang diceritakan oleh dr. Agus. Suatu hari dia mendapati seorang pasien yang terdiagnosa suatu penyakit sehingga diharuskan untuk cuci darah. Setelah mendapat kabar tersebut, ia langsung mewakafkan tanahnya sebagai fasilitas kesehatan. Ia langsung menyadari bahwa ternyata kesehatan sangatlah penting.
Pesan lain yang disampaikan adalah besarnya peran seorang ibu dalam proses mendidik anak. Selalu ingatkan dan ajari anak untuk mengaji ilmu agama. Menjadi apapun kelak seorang anak harus memiliki landasan agama yang kuat. Bisa jadi anak tersebut gagal dalam meraih profesi yang dia inginkan, namun saat dia berpegang pada agama maka masih memiliki kesempatan untuk masuk surga. Berbeda dengan seorang anak yang tidak memiliki pegangan pada agama.
Diharapkan IKI UII menjadi majelis ilmu yang memberikan banyak kebaikan. Dia menjelaskan bahwa seseorang yang berada di majelis ilmu sesungguhnya sedang berada di jalan Allah Swt. (UAH/ESP)