Memajukan Perekonomian dengan Memanfaatkan Ekspansi Bisnis
Departemen Ekonomi Kreatif LEM Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) menyelenggarakan webinar bertemakan “Memajukan Perekonomian dengan Memanfaatkan Ekspansi Bisnis” pada Minggu(30/1), dengan mengundang narasumber Dr. Indra Cahya Uno yang merupakan Pendiri Gerakan Sosial OKMOCE Indonesia.
Indra Cahya Uno menjelaskan bagaimana menjadi wirausaha sukses mandiri. Menurutnya, tergantung pada perilaku, dari pola pikirannya, yang kemudian berakhir ketika seseorang telah menekuni bidang tertentu seperti dosen, dokter, advokat, politisi dan lainnya serta ketika seseorang memfokuskan dirinya menjadi seorang wirausaha.
Indra Cahya Uno menyampaikan bahwa menurut data BPS RI bulan Februari tahun 2021 tercatat 6.26% penduduk Indonesia menganggur. Sementara mengenai ketenagakerjaan di Indonesia tahun 2021, yang bekerja sejumlah 131.06 juta orang, 139.81 juta orang yang merupakan angkatan kerja dan 8.75 juta orang yang merupakan pengangguran. Sedangkan pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan di Indonesia paling besar adalah lulusan SMK yakni 11,45 diantara lulusan lainnya.
Dijelaskan Indra Cahya Uno, terdapat empat tahapan mengatasi pengangguran antara lain pelatihan dan pendampingan usaha, membuka usaha-mendatangkan penghasilan, terhindar dari ancaman pengangguran, dan menciptakan satu lapangan kerja untuk diri sendiri. Beliau menyampaikan bahwa itu merupakan wirausaha dalam melaksanakan 4 tahapan tersebut.
Tahap OK OCE untuk menuju prima dimulai dari permodalan, dimana pada transaksi membutuhkan permodalan dan mengajak bekerja sama orang dekat, kemudian pencatatan keuangan bahwa wirausaha harus disiplin untuk selalu mencatat uang masuk dan keluar, pemasaran itu juga menjadi tahap menuju prima yakni melalui jalur pemasaran online dan sosial media. Kemudian memaksimalkan dalam menggunakan perizinan yang didapat dan dikolaborasi, mendapatkan pendampingan dari para mentor dan pelatih secara outline, terakhir yakni melakukan pelatihan online yang dilakukan oleh komunitas penggerak OK OCE.
Menjadi wirusaha itu memberi manfaat pada banyak orang dengan memulai satu lapangan kerja untuk diri sendiri, kemudian usaha mulai berkembang lalu menciptakan lapangan kerja unuk orang lain dan menjadikan usaha semakin besar serta menciptakan lapangan kerja untuk banyak orang lagi.
Indra Cahya Uno menyampaikan bahwa ketika di masa pandemi Covid-19, diberlakukan lockdown secara serempak diberbagai daerah di Indonesia hingga mengakibatkan mulai munculnya pengangguran masal pada masa new normal. Pandemi tersebut berdampak pada ekonomi Indonesia, terutama sektor usaha yang paling berdampak. Di Indonesia sendiri, sebesar 70% UMKM turun omzet.
Sektor-sektor yang berisiko tinggi di era new normal Covid-19 dari sektor pariwisata, otomotif, manufaktur dan pertanian. Sedangkan sektor yang berpotensial sekarang ini berasal dari sektor telekomunikasi, makanan, perdagangan online, tekstil, medis dan obat. Tercatat dari The Nielsen Company di tahun 2020 bahwa permintaan produk selama berlangsungnya wabah Covid-19 adalah obat dan alat kesehatan, aneka makanan dan bumbu serta perawatan rumah. Di Indonesia, industri kreatif didominasi oleh 3 (tiga) bidang yakni dari bidang kuliner, fashion dan kriya.
Di masa pagebluk seperti ketika wabah Covid-19 melanda, terdapat 3 (tiga) fase bisnis yang dilalui yakni bertahan (survive), bangkit lagi (revive) dan berkembang lagi (thrive). Dalam hal manajemen, dalam mempertahankan usaha di masa pagebluk adalah dengan menguatkan usaha melalui 3 manajemen antara lain makan tabungan, makan aset, dan makan pinjaman.
Indra Cahya Uno menyampaikan bahwa terdapat banyak ketrampilan dasar yang dapat membantu masyarakat berkembang di masa yang akan datang. Seperti misalnya berpikir kritis, fleksibilitas mental, efektivitas kerja sama, penggunaan dan pengembangan perangkat lunak serta lainnya. Di masa yang akan datang, wirausaha dan teknologi semakin erat karena ini salah satunya adalah karakter dari generasi millenials dan mengakibatkan jangkauan akses luas.
Generasi millenials sekitar 85% tertarik pada iklan digital, 24% menyatakan bahwa teknologi merupakan aspek utama kehidupan dan 25 jam per pekan waktunya dihabiskan untuk gadget. Dengan hadirnya generasi millenials membuat UMKM beradaptasi dengan karakter konsumsi generasi baru. Dilansir dari data Kem Eko UMKM RI bulan oktober tahun 2019, telah ada 3.7 juta UMKM yang terdaftar di platform online. Namun, angka itu hanya sekitar 13% dari jumlah UMKM di Indonesia. “Tiap Warga Negara Berhak Atas Pekerjaan dan Penghidupan Yang Layak Bagi Kemanusian.” Tutur Indra Cahya Uno. (FHC/RS)