Memahami Applications of POLSAR Data
IEEE GRS/AES Joint Chapter bekerja sama dengan Departemen Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia (UII) dan Departemen Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang (UM) dan didukung oleh GRSS chapter Gujarat India, Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) dan IEEE Comsoc Indonesia mengadakan Program Summer School on Planning and Designing a SAR Remote Sensing Satellite pada 10, 11, 17, dan 18 Juni 2022. Acara hari terakhir ini diadakan pada Sabtu (18/6) yang diisi oleh tiga pemateri, yaitu Dr. Bambang H. Trisasongko, Dr. Shiv Mohan, dan Dr. Agustan.
Materi pertama diisi oleh Dr. Bambang H. Trisasongko selaku Department of Soil Science and Land Resources, Bogor Agricultural University (IPB) dengan topik Applications of POLSAR Data in Agriculture. Ia menyampaikan tentang climate smart agriculture (CSA). CSA ini meliputi tentang soil, agronomy, hazards, information extraction, platforms, dan sensors.
Kemudian dilanjutkan dengan materi dengan topik Applications of POLSAR Data yang diisi oleh Dr. Shiv Mohan dari ISRO, India. Ia mengemukakan bahwa ketika data radar polarimetrik dianalisis, ada sejumlah parameter yang dapat dihitung yang memiliki interpretasi fisik yang berguna. Ia melanjutkan bahwa kombinasi HH, VV, HV dan VH kembali menghasilkan interpretasi fisik. Ia juga menyampaikan beberapa pengaplikasiannya, yaitu soil moisture, vegetation, human settlement, flood, urban, forestry, geology, dan ocean winds serta oil spills.
Selanjutnya, materi penutup yang disampaikan oleh Dr. Agustan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan topik Applications of POLSAR Data. Ia menyampaikan mengenai experiencing in polsar data processing with SNAP. Ia juga menyampaikan bahwa penginderaan jauh adalah metode pengamatan bumi untuk mengidentifikasi dan membedakan objek atau fenomena.
Dr. Agustan melanjutkan dengan mengemukakan tentang beberapa metode SAR analisis, diantaranya adalah single image interpretation, multi-temporal data analysis, interferometry, coherence analysis, polarized data composite, polarimetry analysis, multi-frequency data composite, dan multi-sensor data fusion. Lalu ia juga menambahkan bahwa aplikasi polarimetri membutuhkan setidaknya data polarisasi ganda untuk komposit warna.
Program ini ditutup oleh Dr. Arifin Nugroho dari Telkom-University dan Operation Team Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia menyampaikan harapannya terhadap program ini akan terus berlanjut dan memberikan banyak manfaat serta mencapai tiga tolak ukur keberhasilan, yakni pengetahuan, pengalaman, kesepahaman antar peserta yang hadir dalam program ini. (MD/ESP)