Melalui Sekolah Kepemimpinan, UII Tanamkan Komitmen dan Keteladanan Pendiri
Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar Sekolah Kepemimpinan untuk menanamkan komitmen dan keteladanan dari pendiri. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Lantai 4 Fakultas Hukum UII pada Rabu (19/6) diikuti oleh 69 tenaga pendidik tetap dan 85 calon tenaga kependidikan tetap.
Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T, M.Sc., Ph.D. menjelaskan bahwa sekolah kepemimpinan ini adalah perubahan dari istilah prajabatan, dengan berubahnya istilah ini juga merubah kurikulum yang dulunya cenderung berorientasi pada personal dan teknikal jangka pendek sekarang berubah orientasnya menjadi komitmen pada kelembagaan dan teknikal jangka menengah hingga Panjang. Sehingga harapannya nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh pendiri-pendiri UII dapat diinternalisasi dan mampu merespon tantangan zaman yang semakin banyak.
“Kita di UII setidaknya harus mempersenjatai atau melengkapi diri setidaknya dengan tiga orientasi waktu. Pertama, orientasi masa lampau dengan cara hormat kepada masa lalu, apa yang membuat kita jadi seperti ini, sejauh mana kita hari ini tidak mungkin tanpa adanya peran serta pendahulu UII. Kedua, kritis terhadap masa kini, sangat mungkin ada yang masih kurang, ada yang masih perlu ditambah, dan perlu ditingkatkan, inilah mengapa kita harus bisa mengkritisi. Ketiga, optimis menjemput masa depan,” tutur Prof. Fathul Wahid.
Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si. dalam pidato kunci menuturkan bahwa calon tenaga kependidikan dan tenaga pendidik tetap UII harus membentuk perilaku yang lebih baik dengan bekal integritas dan mindset yang tepat karena nantinya akan tantangan baru, peluang baru, dan problem baru.
“Integritas itu untuk menjadi pribadi yang utuh bukan split, pribadi yang utuh diperjuangkan dari waktu ke waktu dan tidak pernah berhenti sepanjang hidup kita. Integritas itu bukan semata-mata kita tidak mengambil yang bukan hak kita, tetapi lebih dari itu, di dalam inetgritas itu ada disiplin,” terang Suparman Marzuki.
Lebih lanjut disampaikan Suparman Marzuki, pekerjaan baru, tantangan baru, dan peluang baru membutuhkan mindset yang baru. “Jadi dosen harus mindset dosen bukan mindset mahasiswa. Jadi tenaga kependidikan ya mindsetnya tenaga kependidikan, bukan mindset kehidupan sehari-hari di luar sana. Dalam organisasi, menjadi dosen dan tenaga kependidikan berkembanglah menjadi superpreneur dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperluas jaringan, karena akan berimplikasi positif pada diri sendiri dan institusi,” pesan Suparman Marzuki.
Sementara itu dalam sesi selanjutnya, Direktur Sumber Daya Manusia/Sekolah Kepemimpinan UII, Ike Agustina, S.Psi., M.Psi., Psi. mengatakan selain menjadi syarat wajib bagi calon tenaga kependidikan dan tenaga pendidik tetap untuk diangkat menjadi pegawai tetap seutuhnya.
Disampaikan Ike Agustina, Sekolah Kepemimpinan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan terkait aspek keorganisasian dan kepegawaian di UII, keislaman melalui studi Al-Qur’an dan Al-Hadist serta dakwah Islamiyah, tidak lupa kompetensi teknis sehingga menjadi lebih adaptif dalam bekerja dan dapat menjalankan tugas-tugas dengan lebih maksimal.
“Mudah-mudahan Bapak Ibu dapat menikmati program Sekolah Kepemimpinan ini karena ini salah satu upaya UII untuk membentuk sumber daya manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi semuanya,” ujar Ike Agustina. (AHR/RS)