,

Mahasiswa UII Manfaatkan Limbah Kerang Menjadi Houseware

Sekelompok Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) mengukir prestasi di bidang Kewirausahaan. Terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam yakni Syarif Ihsanuddin, M. Fakhi Zain dan Dita Sari Lutfiani berhasil meraih juara 1 pada Developing Entrepreneur Project Competition (DEPCOM).

Acara yang merupakan bagian dari Industrial Fair and Competition (INFATION) bertemakan “Mengembangkan Bisnis yang Ergonomis dengan Teknologi di Era Milenial” ini, diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mulawarman Samarinda pada Sabtu (14/9). “Alhamdulillah kemarin kita mendapatkan juara 1. Mendapat piala, sertifikat dan juga uang tunai sejumlah 5 juta rupiah,” ucap Syarif selaku Ketua Tim.

Dalam kompetisi ini tim dari UII menawarkan ide bisnis yakni berupa pengolahan limbah menjadi barang yang memiliki manfaat dan nilai jual tinggi. “Ide bisnisya itu suatu hal yang baru, yakni kerajinan kerang,” terang Syarif.

Syarif sendiri sudah memulai usaha kerangnya sejak menduduki bangku kelas 3 SMA, tepatnya pada tahun 2016 yang lalu. Ia berinisiatif menciptakan peluang usaha baru melalui limbah kulit kerang yang hanya dibuang begitu saja. Kejeliannya dalam melihat peluang ini dapat mengubah kulit kerang tersebut menjadi houseware, tableware dan furniture. Bahkan 70% dari barang tersebut sudah diekspor ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Spanyol, dan Korea.

“Motivasi kami mengikuti lomba ini karena ide bisnis ini masih baru, yaitu kerajinan kerang. Nah jadi melalui lomba ini kami bisa sekalian sosialisasi kepada masyarakat maupun mahasiswa yang lain mengenai pemanfaatan limbah, juga kami ingin mengharumkan nama UII karena orisinalitas dari ide ini dari mahasiswa UII sendiri,” ujarnya.

Dengan mengikuti lomba ini Syarif mengemukakan harapan-harapannya. “Pertama, semoga masyarakat dan kita sebagai mahasiswa bisa lebih peka dalam melihat peluang usaha dan memanfaatkan limbah yang banyak di sekitar kita, kemudian dengan adanya pemanfaatan limbah ini nelayan jadi bisa menjualnya kepada kami sehingga dapat menambah pemasukan juga untuk nelayan”, imbuhnya.

“Selain itu kita juga dapat mengasah kreatifitas SDM yang ada, dan dengan adanya bisnis ini kita dapat mendorong nilai ekspor dan mendukung pemerintah dalam hal ekspor,” jelasnya.

Adapun rintangan yang dihadapi Syarif bersama rekan timnya adalah pergantian member yang mendadak. “Seminggu sebelum perlombaan itu dua orang dari tim saya berhalangan hadir. Di situ sebenarnya hampir saya batalkan untuk mengikuti kompeitisi ini tetapi karena dari pihak UNMUL sudah me-release nama 5 besar yang lolos lomba, saya tidak mau membuat nama UII tercoreng,” paparnya.

“Karena ini lomba tingkat nasional, saya berusaha mencari tim yang cocok. Persiapannya juga hanya seminggu, latihan presentasi hanya dua kali tatap muka karena kesibukan masing-masing,” Syarif menambahkan. (DR/RS)