Mahasiswa UII Teliti Manfaat Ekstrak Jintan Hitam Sebagai Terapi Anti Diabetes
Penyakit diabetes masih menjadi pekerjaan rumah besar dalam dunia kesehatan. Mengharuskan penderitanya untuk mengkonsumsi obat seumur hidup akan berdampak pada kesehatan hati. Selain itu, obat sintetis yang mahal juga tidak dapat dijangkau oleh semua kalangan sehingga menghambat proses berhasilnya pengobatan. Melihat hal tersebut, Tim Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) mencoba meneliti keefektifan Ekstrak Jintan Hitam sebagai terapi antidiabetes.
Mahasiswa yang terdiri dari Syafira Laila Nurulita, Dinda Nawang Sari, Rulianty Febriani, Muhammad Zenryu Asmara, Talenta Nugroho Suryanto Mahardhika mempresentasikan penelitian mereka itu pada ajang The 4th International Seminar on Smart Molecule of Natural Resources (ISSMART)-Asian Federation of Biotechnology (AFOB) 2022. Kegiatan tersebut diadakan di Universitas Brawijaya pada 24-25 Agustus 2022.
Menurut Syafira, penelitian mereka mendapat bimbingan dari dosen FK UII, dr. Syaefudin Ali Akhmad, M.Sc. Ia menjelaskan bahwa jintan hitam yang juga dikenal dengan habbatussauda memiliki manfaat sebagai terapi diabetes mellitus. Tumbuhan dengan nama latin nigella sativa ini tumbuh subur di Asia Selatan. Namun, tidak cukup sulit untuk menemukannya di Indonesia dengan harga yang terjangkau.
Dia menjelaskan terlebih dahulu apa itu diabetes mellitus (DM). DM adalah penyakit sindroma metabolic yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Gula darah yang jumlahnya tinggi dapat membahayakan nyawa manusia apabila tidak ditangani dengan tepat.
Gejala DM bervariasi mulai dari sering merasa haus, sering buang air kecil (BAK) di malam hari, turunnya berat badan tanpa sebab jelas, lemas, sering infeksi, dan luka yang sukar sembuh. DM lebih berisiko pada orang yang memiliki faktor genetik di keluarga, penderita kadar darah tinggi, kelebihan berat badan, dan aktivitas fisik yang kurang.
Menurut Syafira, pengobatan yang umum digunakan saat ini adalah suntik insulin. Insulin merupakan obat sintetis dan mahal, untuk itu dia tergugah untuk meneliti manfaat ekstrak jintan hitam sebagai terapi anti DM. Ekstrak jintan hitam memiliki beberapa kelebihan seperti kaya sifat antioksidan dan toksisitas yang lebih rendah.
Biaya eksperimen maupun pengembangan obat herbal ini dinilai juga lebih terjangkau. Selain itu dapat muncul toksisitas pada pankreas pada pengobatan menggunakan insulin. Hal tersebut dikarenakan kemampuan kompensasi sel pankreas terbatas. Dampaknya adalah sel pankreas mengalami penyusutan massa. Sebetulnya pankreas memiliki kemampuan untuk regenerasi sendiri. Caranya adalah dengan meningkatkan replikasi sel dan pematangan sel punca menjadi sel A.
Potensi ekstrak jintan hitam sebagai terapi diabetes mellitus, dijelaskan Syafira adalah efek perlindungan pada sel pankreas. Melalui metode Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) ekstrak biji ini akan mampu meregenerasi sel A pankreas. Manfaat jangka panjangnya adalah dipertahankannya massa pankreas bahkan mampu meningkat. Dosis yang diperlukan adalah 200mg/KgBB untuk meningkatkan jumlah sel di pulau pankreas.
Penelitian dimulai sejak bulan Februari-Mei 2021 mulai proses pembuatan ekstrak jintan hitam dan formulasi SNEDDS (Self Nano-Emulsifying Drug Delivery System) atau salah satu formulasi nanopartikel berbasis minyak atau lemak. Untuk tahap ini mereka masih mengujicobakan intervensinya pada tikus mencit. Observasi histologis dilakukan pada bulan Juni-Juli 2021. (UAH/ESP)