Mahasiswa UII Sabet Piala Mahkamah Agung dalam Tarumanegara Law Fair
Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi dalam ajang nasional. Prestasi tersebut berhasil diraih oleh Yudhistira Ari Prabowo (2015), Krasnaya Maghfirani (2015), Areyna Prabawati Putri (2015), Deris Destian (2016), Muhamad Alfin Fauzan (2016) dan Maulana Hafidz (2016) serta dibimbing oleh Bapak Teguh Sri Rahardjo. Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) yang tergabung dalam Komunitas Peradilan Semu FH UII tersebut sukses meraih Juara 1 Kompetisi Mediasi Tingkat Nasional Tarumanegara Law Fair yang memperebutkan Piala Mahkamah Agung.
Tak hanya itu, salah satu anggota tim yakni Yudhistira Ari Prabowo bahkan terpilih sebagai mediator terbaik dalam ajang kompetisi mediasi tingkat pertama di Indonesia yang berlangsung pada 20 – 22 April di Universitas Tarumanegara Jakarta itu.
Kompetisi tersebut diikuti oleh seluruh 9 perguran tinggi ternama di Indonesia. Untuk sampai meraih juara, UII harus mengalahkan Universitas Podomoro dan Universitas Gajah Mada, serta Universitas Jendral Soedirman. Dalam Kompetisi ini Juara dua diraih oleh Universitas Gajah Mada dan Juara tiga diraih oleh Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.
Tarumanegara Law Fair merupakan kompetisi mediasi hukum nasional yang diselenggarakan atas kerjasama antara Universitas Tarumanegara dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Adapun tema besar yang diangkat dalam kompetisi tahun ini ialah “Mewujudkan Keadilan Sosial dalam Penegakan Hukum yang Responsif dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”.
Salah satu anggota tim, Krasnaya menyampaikan dalam kompetisi tersebut tim harus mengumpulkan berkas dengan kasus posisi yang sudah ditentukan panitia.
“Pemberkasan babak penyisihan dilakukan dalam waktu kurang dari satu bulan, setelah berkas babak penyisihan dikumpulkan, kami baru mulai latihan simulasi mediasi berdasar pengembangan kasus yang kami buat sendiri”, paparnya.
Sementara anggota tim lainnya, Yudhistira Ari menyampaikan hasil capaian yang mereka raih saat ini tidak lepas dari usaha dan perjuangan serta doa. “Proses ini tercipta tidak dengan cara yang mudah, karena perlu usaha yang cukup melelahkan. Pada dasarnya rezeki setiap orang sudah ada yang mengatur, apakah kapan keinginan akan terkabul namun rencana Allah selalu indah”, tuturnya.
Lebih lanjut, rekan setimnya Areyani Prabawati menegaskan doa, usaha, dan ikhitar adalah kunci raihan prestasi mereka saat ini. “Tidak ada yang tidak mungkin dengan Allah, Dia-lah yang membuat kita bisa dengan doa usaha dan ikhtiar semuanya menjadi bisa”, pungkasnya. (KDJ/ESP)