Mahasiswa UII Raih Juara Rancang Bangun Jembatan Tingkat Nasional
Perancangan bangunan jembatan memerlukan suatu rencana yang efektif dan efisien. Di samping bahan dan biaya yang dibuat dengan perhitungan cermat, ketahanan jembatan yang cukup kuat untuk menahan beban juga menjadi perhatian. Hal inilah yang mendorong 3 mahasiswa Tenik Sipil UII membuat rancangan jembatan yang diikutkankan pada Balsa Bridge Competition yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Sipil, Politeknik Negeri Semarang. Kompetisi itu merupakan rangkaian dari Civil Expo Part VII.
Tim Epsilon UNISI yang diketuai oleh Ahmad Latiful Ansori (Teknik Sipil 2016), Ahmad Ahsan Tajul Muluk (Teknik Sipil 2016), dan Dhanoe Seto Nugroho (Teknik Sipil 2017) berhasil meraih juara 2 pada lomba tersebut. Lomba tersebut diikuti lebih dari 162 Tim dari sekitar 30 kampus di seluruh Indonesia.
Disampaikan Ahmad Latiful Ansori, lomba terdiri dari dua tahap yaitu tahap penyisihan dan tahap final. Tahap pertama dilaksanakan pada 21 Februari 2019 dengan mekanisme lomba membuat prototipe jembatan balsa dan di uji kekuatannya. Sedangkan tahap final dilaksanakan pada 8-9 Maret 2019 yang menyisahkan 9 tim.
“Finalis diminta membuat prototipe jembatan balsa dengan bahan yang telah disediakan panitia dalam waktu 3 jam. Kemudian finalis diminta untuk mempresentasikan desain jembatan yang telah dibuat, kemudian dilanjut pengujian kekuatan”, terangnya.
Ia juga mengisahkan bahwa ini bukan kali pertamanya mengikuti lomba, namun baru kali ini timnya mendapat hasil yang cukup memuaskan.
“Dari kegagalan itu kami terus belajar, melakukan perbaikan demi perbaikan hingga akhirnya kami berhasil pada ajang ini”, imbuhnya.
Salah satu tantangan terberat dalam menghadapi para pesaing adalah tuntutan kemampuan mereka untuk memahami analisis struktur. Namun berkat kerja keras serta semangat mereka bisa mengatasinya.
“Kelemahan kami yaitu dalam analisis struktur sehingga perlu banyak berkonsultasi dengan teman-teman lainnya.” Tuturnya.
Berkat pengalaman-pengalaman yang ia peroleh selama ini, tim Epsilon Unisi berhasil meraih juara. Tidak ada kemenangan yang instan, semua butuh kerja keras serta perjalanan panjang hal itu dibuktikan oleh tim Epsilon Unisi pada ajang ini.
“Kegagalan adalah anak tangga. Jadi semakin sering gagal, maka semakin banyak anak tangga yang mempermudah kita mencapai kemenangan. dan selalu tunjukkan yang terbaik.” pungkasnya. (DD/ESP)