Mahasiswa UII Raih Juara Penulisan Paper Internasional
Kompetisi Call For Paper dan Business Plan dalam rangka International Student Mobility (ISM) 2022 di Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII pada akhir Maret 2022, memberi kenangan manis pada tiga mahasiswa UII. Mereka yang terdiri dari Nurul Hanifah Rahmadhani (Akuntansi IP 2019), Nabilah Suyu Wardhani (Akuntansi IP 2019), dan Jemmia Mukhlisa Fadila (Akuntansi IP 2019) berhasil menyabet prestasi sebagai Juara I Lomba Call For Paper. Meraka mengangkat tema inovasi digital untuk keberlangsungan UMKM.
Ketika diwawancarai oleh Humas UII, mereka mengungkapkan sektor UMKM dinilai mampu menggenjot perekonomian pada masa pandemi. “Untuk UMKM agar bisa beralih ke digital, karena semuanya lebih mudah dan efisien melalui digital. Mereka bisa mendapatkan customer lebih banyak, pembelinya juga gampang di manapun dan kapanpun,” papar mereka.
Ketiga mahasiswa itu juga mengaku tak menyangka akan memenangkan lomba. “Rasanya senang banget karena bisa juara bertiga dan bisa membawa nama baik FBE,” ungkap Jemmia. Ungkapan yang sama juga diutarakan oleh Hanifah dan Nabilah. Ketiga mahasiswa yang berkesempatan untuk menjajal CFP pertama kali sangat bersyukur atas pencapaian tersebut.
Berbicara mengenai motivasi, Hanifah memaparkan “lebih ingin eksplor, kayanya ini kesempatan buat mencoba,” singkatnya. Nabilah melanjutkan, ajang ini dapat menjadi pengalaman baru baginya. Proses pembuatan paper dinilai dirinya berkorelasi positif dengan aktivitas dunia perkuliahan, “dengan pengalaman ini pasti kita bisa tahu cara buat paper, apalagi yang ujiannya suka memberi paper. Jadi, makin tahu lah buat paper bagaimana,” lanjut Nabilah.
Mengatasi Tantangan Menulis
Perlu diketahui, ajang ISM merupakan agenda yang mempertemukan beberapa universitas dari kawasan ASEAN. Di tahun 2022 sendiri, terdapat kurang lebih enam universitas ASEAN yang turut memeriahkannya. Hal ini membuat Hanifah dan dua koleganya sempat merasa berat di awal. Nabilah dan Jemmia yang di tahun sebelumnya mengikuti Business Plan, merasa tekanan tersebut datang karena kuantitas institusi dan juri yang jauh lebih kritis dibanding sebelumnya.
Dijelaskan, proses yang tersulit dialami adalah pada bagian penentuan tema. Tema yang diangkat dinyatakan harus berkorelasi dan beririsan dengan tema besar dari panitia. Selain itu, waktu kompetisi yang beriringan dengan kuliah semakin menantang ketiganya. Namun, hal itu tidak membuat para jawara tersebut berpaling.
Tantangan tersebut disiasati dengan membagi tugas dan waktu secara proporsional. “Kita tahu ada tugas masing-masing. Nanti ketika ada waktu selang, kita nyicil tema yang sesuai itu apa,” papar Jemmia.
Hanifah menambahkan niat menjadi hal utama yang diingat. Lalu, membangun komunikasi yang intens juga menjadi salah satu jalan keluar atas hambatan yang ada. “Kita juga komunikasi lewat WA. Nanti kita rembukin bareng di waktu malam. Intinya kalo pas ngerjain harus fokus agar waktunya efektif,” tambah Hanifah.
Manfaat dan Harapan ke Depan
Mengikuti kompetisi ISM diakui oleh Hanifah dapat meningkatkan rasa percaya diri. Begitu juga dengan Nabilah yang berlatih presentasi dengan lancar dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Sementara itu Jemmia menganggap dengan presentasi di depan juri yang profesional, membuat dirinya merasa lebih berpikiran jauh. “sekarang itu kan lebih luas (partisipan). Gimana cara kita presentasi agar tetap profesional walaupun sebenarnya sempat gugup,” tutur Jemmia.
Ketiganya menaruh harapan ke depan bagi mahasiswa yang lainnya. Sedapat mungkin dijelaskan untuk tidak takut untuk mencoba dan keluar dari zona nyaman. “Karena kalau kita ingin punya pencapain tertentu jalannya gak nyaman, pasti harus ada yang dikorbankan,” singkat Hanifah. Kompetisi sejenis ISM dan yang lainnya dianggap sangat bermanfaat untuk pengembangan diri ke depan.
Lebih lanjut, Hanifah beserta kolega berharap agar ajang internasional lebih masif diadakan di UII. Senada, Nabilah juga berharap hal yang sama. “Kalau bisa lebih banyak lagi menghadirkan acara ini di kancah internasional. Selain bisa mempererat hubungan, kita juga dapat membangun networking,” pungkas Nabilah. (KR/ESP)