Mahasiswa UII Manfaatkan Daun Karamunting Untuk Terapi Antidiabetes
Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan Pengembangan Nano Herbal Snedds (Self Nano Emulsifiying Drug Delivery System) Ekstrak Daun Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa (Ait.) Hassk) Sebagai Terapi Antidiabetes. Di bawah bimbingan Bambang Hernawan Nugroho., M.Sc., Apt., mahasiswa UII ini terdiri dari Nilam Permata Sari (angkatan 2015), Puri Paramita Wulandari (angkatan 2015) dan Rismanada Julia Putri (angkatan 2016).
Disampaikan Nilam Permata Sari pada Sabtu (9/6), Indonesia memiliki keanekaragaman hayati melimpah yang kaya akan tumbuhan yang dikembangkan sebagai tanaman obat. Salah satu penggunaan obat tradisional sebagai antidiabetes adalah daun karamunting. Daun karamunting mengandung senyawa flavonoid yang mempunyai aktivitas antioksidan sebagai antidiabetes.
“Antioksidan dalam daun karamunting mampu mengikat radikal bebas sehingga dapat mengurangi stress oksidatif. Berkurangnya stress oksidatif dapat mengurangi resistensi insulin yang mencegah perkembangan disfungsi dan mencegah kerusakan sel β pancreas,” ujarnya.
Disampaikan Nilam Permata Sari, namun pada senyawa flavonoid kurang larut dalam air sehingga tujuan penelitian untuk pengembangan formulasi sediaan Self Nano Emulsifiying Drug Delivery System (SNEDDS) dari ekstrak daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk) sebagai antidiabetes yang memberikan modifikasi terbaru untuk meningkatkan efektivitas pada saat digunakan, sehingga dapat memperbaiki ketersediaan hayati zat aktif di dalam tubuh.
Dijelaskan Puri Paramita Wulandari, metode yang digunakan dalam pembuatan SNEDDS ekstrak daun karamunting adalah dengan melakukan maserasi daun karamunting dalam bentuk simplisia yang telah dikeringkan menggunakan etanol 96%. Kemudian ekstrak diuapkan dengan rotary evaporator hingga menjadi ekstrak pekat. Sediaan SNEDDS dibuat 40 formula sebagai fase minyak, surfaktan, dan co-surfaktan menggunakan teknik low energy. Evaluasi terhadap sediaan berupa ukuran partikel, polydispersity Index, zeta potensil, dan % transmittan.
Sementara disampaikan Rismanada, penelitian yang didanai oleh Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiwa (PKM) ini pengembangan sediaan SNEDDS dari daun karamunting agar dapat memperkenalkan bahwa daun karamunting yang merupakan tanaman liar dan keberadaannya banyak di kaki gunung Merapi bisa dimanfaatkan sebagai terapi antidiabetes. “Penelitian ini telah terpublikasi dalam jurnal, surat kabar, dan event conference internasional,” pungkasnya.