Mahasiswa UII Kembangkan Metode Produksi Biodiesel Ekonomis
Biodiesel telah lama dikembangkan oleh berbagai negara sebagai energi alternatif karena bahan baku yang melimpah dan terbarukan. Seperti energi terbarukan lainnya, biodiesel memiliki tantangan yang sama yaitu harga pokok produksi yang bersaing dengan bahan bakar fosil. Hal ini semakin tertekan oleh kebijakan pemerintah yang mensubsidi BBM dan menetapkan batas campuran biodiesel pada solar sebesar 20% saja.
Kondisi tersebut mendorong tiga mahasiswa jurusan Kimia Universitas Islam Indonesia (UII) yakni Ardhika Lathif Marcharis (2014), Akbar Haditya (2014) dan Rachmania Aurel Yulianty (2017) mengembangkan metode produksi biodiesel elektrolisis tanpa penggunaan co-solvent dan katalis yang sederhana dan lebih ekonomis.
Disampaikan Ardhika Lathif pada Rabu (6/6) metode tersebut mengoptimalkan kinerja elektroda grafit dan konten air yang terkandung pada minyak nabati sebagai sumber ion hidrogen (H+) dan hidroksida (OH-) yang berperan pada reaksi esterifikasi dan transesterifikasi pada produksi biodiesel.
“Hal ini diklaim mampu mengatasi masalah bahan baku minyak berkualitas rendah seperti minyak jelantah yang mengandung kadar air tinggi. Selain itu metode ini tidak menggunakan pelarut tambahan (co-solvent) dan katalis sehingga biaya produksi lebih ekonomis dibanding metode lainnya,’ ujar Ardhika Lathif.
“Kami berharap metode ini dapat menjadi rujukan produksi biodiesel skala besar dan menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif bila dibanding energi terbarukan lainnya,” imbuh Ardhika Lathif.