Mahasiswa UII Berkontribusi Memakmurkan Masjid dan Masyarakat Dusun

Sebanyak 71 mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) turut serta dalam program Relawan Ramadhan yang berlangsung dari tanggal 1-17 Maret. Program ini diadakan oleh Dahwah Hijrah Mahasiswa (DHM UII) dengan tujuan untuk mendampingi masyarakat dalam menghidupkan masjid, mengajar anak-anak di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), serta mempererat ukhuwah islamiyah di tujuh dusun sekitar UII.

Ketua DHM UII, Yusuf Ensyah Herlistiawan menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat masyarakat dalam mengisi bulan suci Ramadhan dengan berbagai aktivitas keislaman.

“Tujuan utamanya adalah ingin membangkitkan rasa semangat masyarakat dalam mengisi bulan Ramadhan serta memakmurkan masjid, mempererat silaturahmi antar warga dusun, dan memberikan kajian-kajian kepada masyarakat,” ujar Yusuf.

Berbagai tantangan seperti kondisi cuaca yang tidak menentu hingga keterbatasan kendaraan dalam menjangkau lokasi dusun mitra tidak membuat semangat Yusuf dan teman-teman dari DHM UII surut. Yusuf menegaskan bahwa segala tantangan yang dihadapi menjadi bagian dari nilai pahala bagi para relawan bahkan setelahnya Yusuf dan teman-teman dari DHM UII mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.

Ketua Panitia Relawan Ramadhan, Joevani Irsan, menambahkan bahwa seleksi relawan dilakukan melalui wawancara dan praktik, mengingat program ini memerlukan kemampuan tertentu, seperti menjadi imam shalat dan mengajar mengaji.

“Untuk seleksi kita menggunakan wawancara dan juga praktek karna tahun ini volunteer yang diperlukan itu laki-laki semua, untuk pembekalan kita mengundang pemateri yang berkompeten dan juga ahlinya dalam hal yang akan di lakukan di dusun nanti,” ungkapnya.

Bagi para relawan, pengalaman di dusun memberikan banyak pelajaran dan kesan mendalam. Salah satu relawan, Razindido Hibatullah, awalnya tidak terlalu tertarik untuk ikut serta, namun ia berubah pikiran setelah mempertimbangkan pengalaman yang bisa didapat.

“Yang buat aku sedikit tertarik itu waktu aku mikir, kayaknya seru juga ngajar bocil-bocil (anak kecil -red) TPA, main mercon, sahur & buka sama temen-temen baru, ya pokoknya yang seru-seruan bareng, ditambah bisa kontribusi langsung di masyarakat. Selain menambah pengalaman, juga bisa bikin kita tahu, oh ternyata kebiasaan masyarakat setiap daerah bisa berbeda-beda,” ujarnya.

Di Dusun Tanen, tempat ia bertugas, warga menyambut mereka dengan sangat baik. Bahkan, pada malam terakhir sebelum kepulangan, warga mengadakan acara perpisahan dan memberikan hadiah kepada para relawan sebagai bentuk ungkapan terima kasih.

“Kami kaget karena warga Dusun Tanen membuat acara perpisahan buat kami. Kami diminta untuk maju ke depan masjid, kemudian satu persatu anak-anak TPA dusun Tanen ngasih kami hadiah,” kata Razindido.

Relawan lain, Fathur Rahman, mengungkapkan bahwa motivasinya bergabung dalam kegiatan ini adalah untuk memperluas relasi serta menyalurkan ilmu yang ia peroleh dari para gurunya. Ia merasakan pengalaman unik, seperti bermain bersama anak-anak TPA dan merasakan kehangatan kebersamaan di dusun.

“Saya belajar banyak hal, mulai dari menjadi imam shalat dan khatib, memahami logat dan cara berbicara masyarakat Jawa, hingga meningkatkan keterampilan public speaking saat mengajar dan menyampaikan ceramah,” tuturnya.

Dari pengalaman dan respons masyarakat yang sangat positif, diharapkan program ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat yang lebih luas di masa mendatang. Keberadaan mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat semakin nyata melalui program seperti Relawan Ramadhan ini. (MFPS/AHR/RS)