Mahasiswa UII Belajar Nano Teknologi dan Solar Cell ke Jepang
Minat yang tinggi untuk mempelajari teknologi di negara-negara maju menghantarkan sepuluh mahasiswa Teknik Lingkungan UII belajar ke Jepang. Melalui hibah yang diperoleh dari lembaga Japan Science and Technology (JST) agency, mereka berkesempatan terlibat dalam Sakura Science Program yang berlangsung di Tokyo University of Science mulai dari 7-14 November 2017. Kunjungan belajar tersebut merupakan bagian dari kerjasama yang telah terjalin di antara universitas-universitas Jepang dengan Pusat Studi Lingkungan (PSL) UII. Setiap tahunnya mahasiswa UII mendapat kesempatan untuk diundang dalam program belajar yang diselenggarakan oleh universitas negeri sakura. Pelepasan mahasiswa diadakan di Gedung Rektorat, kampus terpadu UII pada (7/11).
Kesepuluh mahasiswa UII yang berangkat yakni Dio Prananda D.R., Desy Budiarti, Baiq Raudatul Jannah, Arga Nayesha Amalia, Meutia Fakhriah B., Fauzi Farid M., Luthfia Rakhma W., Siti Sevina N., Dwita Subhi R., dan Cahyo Widodo L. Mereka didampingi Kepala PSL UII, Eko Siswoyo, Ph.D.
Eko Siswoyo, Ph.D menjelaskan selama berada di Jepang, kegiatan para mahasiswa akan banyak berkutat pada praktik dan kunjungan ke beberapa laboratorium yang ada di Tokyo University of Science. Mereka akan dibimbing oleh Prof. Kazuo Umemura selaku host program.
“Di samping itu, kita juga akan berkunjung ke beberapa industri dan pusat riset yang fokusnya pada nano teknologi dan solar cell”, ujarnya. Kedua bidang ini merupakan bagian dari masa depan teknologi hijau.
Eko Siswoyo menambahkan selama ini pihaknya selalu menjalin hubungan baik dengan lembaga pendidikan dan para akademisi di Jepang. Menurutnya, hal itu sangat bermanfaat dalam memberi peluang para mahasiswanya untuk belajar teknologi maju dan juga meningkatkan kesempatan memperoleh beasiswa jenjang master di Jepang.
Sementara itu, Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum.,Ph.D berpesan agar para mahasiswa UII dapat mengambil pelajaran sebaik-baiknya dari kunjungan di Jepang. Menurutnya, bagian terpenting dari kegiatan ini adalah mengamati secara langsung bagaimana etos belajar para mahasiswa di Jepang. Setelah itu, diharapkan dapat mengambil sisi positifnya dan diterapkan ketika pulang ke tanah air.
“Di sana mahasiswa bisa betah berlama-lama di kampus untuk belajar di perpustakaan, mereka baru pulang setelah malam. Jadi waktunya memang habis untuk belajar”, ujarnya.
Senada, Dekan FTSP UII, Dr.-Ing. Ir. Widodo Brontowiyono, M.Sc berkomitmen untuk meningkatkan internasionalisasi di fakultasnya. Hal itu salah satunya didorong melalui kerjasama yang intens dengan berbagai universitas di Jepang. “Di samping Tokyo University of Science, kita juga telah erat berhubungan dengan universitas lain, seperti Gifu University dan Hokkaido University”, tutupnya.