Mahasiswa Teknik Lingkungan UII Menangkan Beasiswa dari Pemerintah Swiss
Shofi Latifah Nuha Anfaresi, (18) atau yang akrab dipanggil Nuha, mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan UII angkatan 2017 dan santri di Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil memenangkan beasiswa dari Pemerintah Swiss setelah melalui proses kompetisi yang sangat ketat.
“Saya berasal dari Bangka Belitung, alhamdulillah berkesempatan mewakili Indonesia dalam ajang Young Water Fellowship (YWF), program yang akan berlangsung selama 36 hari mulai pertengahan Agustus di tiga negara Eropa, yakni Swiss, Swedia, dan Belgia,” ujar mahasiswa TL UII yang sangat aktif tersebut dan menjadi peserta termuda dalam YWF.
YWF adalah salah satu program dari organisasi nirlaba Young Water Solutions yang bertujuan memberdayakan para pemuda dari negara berkembang untuk melaksanakan proyek yang berkaitan dengan air bersih, sanitasi, kebersihan, polusi air, dan masalah kelangkaan air.
Program ini menyeleksi ratusan pendaftar dari berbagai negara dan memilih 10 pemuda dari negara berbeda. Mereka yang terpilih adalah yang mampu merancang dan menerapkan inisiatif air yang inklusif dan berkelanjutan sehingga meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat.
Nuha mengajukan proyek berupa teknologi adsorpsi dan filtrasi untuk air minum yang nantinya akan diaplikasikan di daerah pertambangan timah, Bangka. proyek ini merupakan pengembangan dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Nuha di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan dilanjutkan kembali di Universitas Islam Indonesia.
“Beberapa mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2017, yaitu Nurul Muzayyannah, F. Anisa Noor, Ananta Garda dan Ridho Alam ikut dalam proyek ini dan berharap mereka juga mampu membuat penelitian atau produk yang sejenis atau lebih baik lagi”, papar Eko Siswoyo, Ph.D yang merupakan pembimbing dalam penelitian ini dan sekaligus Kaprodi Teknik Lingkungan UII.
Selama ini ia konsen meneliti di bidang adsorpsi dan filtrasi yang juga dikaji dalam tesis dan disertasinya selama menempuh studi di Hokkaido University Jepang. Oleh karena itu, cukup tepat jika ia menjadi pembimbing Nuha.
Menurutnya data-data yang sudah diperoleh melalui penelitian di Laboratorium Teknik Lingkungan UII akan dibawa ke acara cewas start-up di Willisau, Swiss untuk dikembangkan. Program ini terlaksana atas kerjasama Pemerintahan Swiss dengan pihak start-up dengan tujuan melaksanakan program Sustainable Development Goals terhadap air bersih dan sanitasi yang telah direncanakan seluruh negara dalam PBB.
Nuha akan melanjutkan perjalanan ke Swedia untuk menghadiri acara Stockholm World Water Week 2018. Setelah menghadiri acara selama satu minggu di Stockholm, perjalanan akan dilanjutkan ke Brussels, Belgia di mana akan melakukan start-up pitching terhadap proyek dan perusahaan social enterprise di hadapan duta besar perwakilan negara yang ada di Belgia, tamu undangan dan para investor.
“Saya berharap sepulang dari Eropa, saya akan membawa proyek ini ke tahap implementasi pertama di daerah Bangka dan ikut berkontribusi mengembangkan social enterprise di Indonesia. Air kulong yang digunakan oleh masyarakat Bangka telah terkontaminasi polutan akibat adanya industri penambangan timah sehingga diperlukan treatment yang efektif dan murah untuk menyingkirkan polutan tersebut sehingga air kembali menjadi bersih dan sehat untuk masyarakat”, pungkasnya.