Mahasiswa IP UII Siap Bersaing di Dunia Global
International Program Universitas Islam Indonesia (IP UII) merupakan kelas internasional yang diselenggarakan oleh program studi tertentu di lingkungan UII yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar perkuliahan.
IP UII memiliki aktivitas pendukung berupa program matrikulasi (Bridging Program) serta program pengembangan karakter (Character Building Program) yang bertujuan untuk menguatkan keterampilan non teknis (soft skills) mahasiswa sehingga mampu bersaing di dunia global (global leadership). Mahasiswa IP UII juga memiliki kesempatan mengakses kegiatan mobilitas internasional dengan universitas luar negeri mitra UII, seperti pertukaran mahasiswa, program gelar ganda, dan sebagainya.
Dalam rangka mengenalkan Program Studi (Prodi) Teknik Industri IP, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII mengadakan live Instagram bertajuk Prodi Menyapa dengan tema bahasan ‘International Program for Being an Agile Global Leader’ pada Rabu (15/7) siang. Muhammad Ragil Suryoputra, S.T., M.Sc. selaku host berbincangdengan Sekretaris Prodi Teknik Industri IP, Ir. Ira Promasanti Rachmadewi, M.Eng. pada Prodi Menyapa edisi kelima ini.
Hal seputar Teknik Industri dan persaingan global banyak dibahas pada acara yang disiarkan secara langsung ini. Ira Promasanti mengatakan sistem saat ini sangatlah kompleks. Menurutnya dengan mengambil International Program Teknik Industri, akan mampu menjalankan organisasi (industri) secara aman, menguntungkan, serta efisien.
“Banyak dipelajari bagaimana memperbaiki berbagai sistem, lingkungan. Mulai dari industri manufaktur, jasa, sistem kesehatan, lalu rantai pasokan dan sebagainya, terlebih di era artificial intelligence,” ucap Ira Promasanti sekilas mengenalkan Prodi Teknik Industri secara umum.
“Jika belajar tentang manajemen, Anda akan bisa menganalisis sistem yang mana itu terdapat banyak mesin di sistem itu. Jadi, untuk membuat segala jenis pemikiran kreatif, itu agak sulit. Tetapi, di Teknik Industri Anda belajar manajemen dikombinasikan dengan teknik, sehingga akan mampu mengambil keputusan, berpikir, berinovasi, memecahkan masalah, dan sebagainya,” sambungnya.
Kesempatan bermobilitas internasional yang besar pada IP menjadi keistimewaan tersendiri. Peluang mendapat dua gelar sekaligus (double degree) dari UII dan kampus mitra di luar negeri menjadi salah satu contohnya, di samping internship dan berbagai program lain. Bahkan, melalui skema fast track mahasiswa dapat menyelesaikan studi S1 sampai lulus S2 di UII dan luar negeri secara langsung hanya dalam lima tahun saja. Agile (tangkas) kemudian menjadi hal menarik yang dibahas.
“Supaya agile kita perlu melihat lingkungan. Jadi, harus bisa beradaptasi dengan cepat. Contohnya seperti sertifikasi profesional itu akan berubah-ubah terus. Kemudian, topik-topik yang kita tawarkan di kurikulum, khususnya mata kuliah pilihan, itu juga akan mengikuti tren saat ini. Riset-risetnya juga. Anak-anak itu diarahkan ke sana. Kita lihat ya, skripsinya anak IP itu keren-keren. Mereka itu berani (membahas) machine learning, rantai pasokan, atau artificial intelligence, banyak sekali,” jelasnya
Di samping kemampuan akademik juga ketangkasan (agile) mengidentifikasi masalah dan peluang untuk terus bergerak, ada satu hal yang menurutnya lebih penting, yakni akhlak. Ia memberi contoh kejadian yang belum lama terjadi. Kejujuran dua orang petugas kereta penemu uang 500 juta di gerbong kereta commuterline (6/7) mebawa mereka jadi karyawan tetap di sana.
Sebelum perbincangan berlangsung, Muhammad Ragil yang juga dosen Prodi Teknik Industri sempat mengelilingi gedung FTI dan ruang kelasnya. Ia juga menunjukkan panel surya (solar cell) yang berada di atap bangunan. Keberadaan panel surya tersebut merupakan wujud komitmen FTI UII terhadap masalah lingkungan. (HR/RS)