Mahasiswa Internasional UII Diajak Mengenal Gamelan
Mahasiswa Internasional Universitas Islam Indonesia (UII) peserta Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) mendapat pengalaman mengenal alat musik gamelan pada Senin (9/9), di Gedung K.H. A. Wahid Hasyim Fakultas Imu Agama Islam (FIAI) UII. Kegiatan ini diikuti oleh 15 mahasiswa UII yang berasal dari berbagai negara seperti Palestina, Yaman, dan Nigeria.
Mengawali kegiatan, mahasiswa UII dari program beasiswa Future Global Leadership Scholarship (FGLS) dan Kemitraan Negara Berkembang (KNB) ini memperoleh penjelasan dari Anditya Dwi Nugroho selaku pelatih Komunitas Gamelan UII tentang teknik dan ritme setiap instrumen sebagai bentuk keindahan dan kekompakan yang menjadi ciri khas dari gamelan.
Maya, mahasiswa UII peserta program BIPA dari Yaman saat ditemui di sela kegiatan mengatakan sebelumnya sudah pernah melihat Gamelan. Sejak dua tahun yang lalu saat pertama menjumpai alat musik ini, ia mengaku dalam benaknya berharap bisa mencoba alat musik yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda ini.
“Akhirnya hari ini saya kesampaian juga untuk mencobanya. Saya harap jika ada kelas tambahan untuk pembelajaran gamelan ini, beritahu saya secepatnya, karena saya cinta sekali dengan gamelan ini,” ujar mahasiswa internasional program studi Teknik Informatika UII tersebut.
Maya berharap bisa mempelajari gamelan lebih lanjut karena menurutnya mempelajari alat musik ini tidak bisa hanya satu kali saja untuk bisa menghasilkan suara yang indah.
“Sedikit sulit untuk saya, dan juga sedikit membingungkan untuk mengharmonisasi semua intrumen untuk mendapatkan suara yang spesifik, karena itu saya ingin mempelajarinya terus menerus,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Jiya, mahasiswa internasional pada program studi Psikologi UII, juga sering melihat teman-temannya bermain gamelan sebagai aktivitas tambahan. Dari sini, ia menjadi penasaran untuk mempelajari gamelan.
“Hari ini saya sangat terkejut bahwa instrumennya sangat banyak dan Gamelan terlihat mempesona bagi saya. Saya sangat bergembira saat memainkan gamelan,” ujar mahasiswa UII dari Pakistan ini.
Ia menyampaikan kesannya mempelajari gamelan yang seru karena ia dan teman-temannya mencoba menyinkronkan semua instrumen untuk menciptakan harmonisasi.
“Saat awal bermain gamelan, itu sangat sulit untuk memainkan instrumennya, tetapi seiring berjalannya waktu tadi, kami semua bisa menciptakan kolaborasi yang baik sehingga pelan-pelan kami bisa menciptakan harmonisasi. Kalau ada kesempatan lagi, tentu saya akan ikut,” ungkapnya dengan bersemangat.
Sementara, Kepala Departemen Akademik Center for International Language and Cultural Studies (CILACS) UII Suprihatin, S.Pd. menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program Cultural Activities dari CILACS. Program ini berisi kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan seperti membatik, jemparingan, hingga menari.
“Tetapi, sekarang kita memiliki aktivitas berbeda yang baru yaitu gamelan, dan alhamdulillah terfasilitasi oleh UII sendiri. Harapan kami, mahasiswa BIPA UII mendapatkan informasi tentang budaya yang dimiliki oleh UII sendiri,” harap Suprihatin.
Selain itu, ada juga beberapa kegiatan yang melibatkan mahasiswa BIPA UII dengan berinteraksi langsung dengan warga lokal seperti berkunjung ke pasar tradisional untuk mengetahui kegiatan sehari-hari masyarakat, dan juga mengunjungi candi dan museum.
Kepala Bidang Humas UII, Rifqi Sasmita Hadi, S.E., M.M. yang turut hadir dalam kegiatan menyampaikan, keberadaan gamelan di UII ini diharapakan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kampus, seperti halnya melalui program cultural activities oleh CILACS UII ini. Menurutnya, gamelan di UII yang merupakan hibah dari keluarga R. Mujoko Rachmat Soerodirdjo ini telah mendapat respons positif dari sivitas akademika.
“Setiap pekan, ada dua kali sesi latihan gamelan yang diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, selain itu UII juga mehadirkan pelatih gamelan yang cukup berpengalaman,” ungkapnya.